- September 9, 2020
- Posted by: AstriSO93
- Category: SHER
Secercah asa menghampiri perempuan-perempuan perkasa pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) anggota Koperasi Bina Swadaya Nusantara (KBSN). Di tengah pandemi yang melanda, saat ekonomi mulai melemah, Trubus Bina Swadaya (TBS) hadir mendampingi dengan bantuan stimulan yang mampu menunjang ketahanan pangan keluarga mereka.
Rabu (9/9) kemarin, Tim Social Humanarian Emergency Response (SHER) TBS bersama KBSN menyalurkan bantuan paket simultan akuamber dan keterampilan dalam family farming kepada 30 perempuan KC KBSN Wilayah Layanan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Agung Prasetio, Team Leader SHER TBS menjelaskan, merebaknya wabah Virus Corona mengakibatkan pergerakan roda perekonomian semakin melambat, bahkan terus mengalami kemunduran khususnya bagi pelaku UKM. Hal tersebut berdampak pada ketahanan pangan keluarga yang dialami langsung oleh anggota koperasi Bina Swadaya Nusantara (KBSN).
“Saat ini kebutuhan pangan khususnya di perkotaan sedang menghadapi masalah, baik daya beli maupun kemampuan menyediakan pangan mandiri karena keterbatasan lahan dan keterampilan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, keputusan pemerintah pusat menetapkan awal periode ‘transisi’ pada bulan Juni 2020 telah memberi angin segar bagi pelaku UKM khususnya para perempuan pelaku usaha mikro. Selama ini, kaum perempuan terbukti tangguh tidak hanya terampil dalam produktif di sektor ekonomi, tetapi juga mengelola urusan domestik rumah tangga.
Karenanya, sesuai dengan falsafah Trubus Bina Swadaya yang berbunyi ‘Melayani Adalah Panggilan Luhur’, Tim SHER TBS hadir untuk mengatasi permasalahan ini dengan menyalurkan paket bantuan simultan akuamber dan keterampilan dalam family farming untuk menunjang kemandirian pangan mereka.
Ia berharap, paket bantuan ini dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dalam pemenuhan pangan keluarga melalui family farming. Mereka juga dapat mengantisipasi kesulitan pangan akibat pandemi COVID-19 melalui kegiatan kemandirian pangan ini. Kemudian, kelompok UKM perempuan di Penggilingan ini mampu memproduksi pangan secara mandiri dan bergizi.
Selain itu, dengan bantuan ini masyarakat penerima manfaat juga diharapkan menjadi lebih terampil dalam family farming dan memelihara serta mengembangkan alternatif sumber pangan keluarga. Hasil panen budidaya ikan dalam ember juga bisa menjadi sumber perekonomian baru bagi mereka.
Dan yang tak kalah penting, kesehatan masyarakat terjaga dari pangan yang diolah secara secara mandiri.
Gerakan ini tentunya disambut baik perempuan-perempuan perkasa anggota KBSN. Mereka juga mengapresiasi perhatian yang diberikan KBSN dan TBS kepada mereka. Ibu Nur, pedagang mie ayam yang sudah 3 tahun terakhir menjadi anggota KBSN mengatakan, dirinya sudah beberaka kali mencoba memanfaatkan pekarangan rumahnya yang tidak seberapa luas dengan bercocok tanam. Namun kegagalan selalu menghampiri.
“Saya sudah beberapa kali nyoba tanam sayuran tapi gagal terus. Pake pot gagal, Pake polibag gagal. Makanya pas dapat kabar dapat bantuan ini saya seneng banget. Dapat bantuan, juga dapat pelatihan. Jadi nantinya gak repot-repot beli sayur, dan hasilnya bisa dijual juga,” ujar Nur.
Tak hanya Nur, hal senada juga disampaikan bu Dian. Perempuan yang sudah 6 tahun belakangan menjadi anggota KBSN ini bahkan sudah memulai family farming di rumahnya. Namun karena keterbatasan informasi, tanamannya banyak yang mati.
Dengan adanya bantuan paket bantuan stimulan dan pelatihan urban farming ini, Bu Dian berharap dapat mengembangkannya hingga bisa menjadi sebuah usaha yang tak hanya bisa memenuhhi ketahanan pangan mereka, juga bisa menjadi peluang menambah perekonomian keluarga.
“Pengennya nanti hasilnya dijual. Kan nanti ada facebook yang bisa bantu jual beli online, kan bisa dianter. Ikan dan sayurnya juga seger,” terang ibu yang menekuni usaha laundry di kediamannya itu.