Misi Kemanusiaan dalam Merespons Bencana Melalui SHER Trubus Bina Swadaya

Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan dampak kerugian besar bagi manusia. Peristiwa alam yang kerap terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus hingga tanah longsor ini karena wilayah Indonesia berada pada area Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) dunia.

Sebagai lembaga yang hidup di negara yang rawan terhadap bencana alam, Trubus Bina Swadaya terpanggil untuk membantu meringankan beban masyarakat dengan membentuk tim tanggap darurat atau yang dikenal sebagai Social Humanitarian and Emergency Response (SHER). SHER memiliki peranan dan tugas mengembangkan tanggap bencana, mitigasi bencana, serta program-program pemberdayaan pascabencana.

“Bina Swadaya melalui Social Humanitarian and Emergency Response terus berkomitmen membantu masyarakat lebih maksimal,” kata Otok S. Pamuji Selaku Koordinator Pengarusutamaan Perlindungan dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual (PKES) Trubus Bina Swadaya dalam Bincang-Bincang Wisma Hijau dengan Tema Misi Kemanusiaan dalam Merespons Bencana yang digelar secara daring, Jumat (14/8).

Pada kesempatan yang sama Agung Prasetio, Tim Leader Social Humanitarian and Emergency Response (SHER) Trubus Bina Swadaya mengatakan, bersama Bina Swadaya dirinya berharap dapat cepat merespon bencana yang terjadi.

“Melayani orang lain adalah panggilan luhur, inilah filosofi Bina Swadaya. Ini adalah panggilan dari jiwa-jiwa yang ada di Bina Swadaya untuk terus dapat melayani dan memberikan yang terbaik untuk orang lain,” ujar Agung.

Ada empat tujuan utama dari Program SHER Trubus Bina Swadaya ini. Pertama, memberikan wawasan dan keterampilan mengantisipasi ancaman bencana. Kedua, menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi.

“Kami merespons kejadian-kejadian bencana di Indonesia melalui perencanaan, terkoordinasi dengan berbagai pihak, dan terpadu dengan segala kondisi,” papar Agung.

Ketiga, menghargai budaya lokal dan membangun partisipasi kemitraan publik serta swasta. Keempat, mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.

Melalui SHER, saat ini Bina Swadaya lebih profesional dalam merespons sebuah bencana dengan koordinasi yang cepat, tepat, efektif, efisien, dan terpadu agar korban jiwa dan kerugian harta benda dapat diminimalisir.

Respons bencana tanah longsor

Beberapa waktu lalu tim SHER juga melakukan tanggap darurat terhadap korban bencana alam tanah longsor di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, dengan mengirimkan 2 paket bantuan. Paket bantuan pertama dilakukan pada 7 Januari 2020 dengan mengirimkan 210 paket hygiene kit dan paket bantuan kedua pada 10 Maret 2020 yang terdiri atas 240 tikar, 100 paket buku dan alat tulis, serta 900 buku bacaan anak untuk kebutuhan di tiga huntara (hunian sementara), yaitu Babakan Manglid, Tangseng Lebak, dan Tangseng Tonggoh. Selain itu, tim juga membantu pembuatan 92 meja kompor untuk kebutuhan hunian sementara di Babakan Manglid.

“Setelah mengirimkan paket bantuan tahap pertama kami melakukan post distribution monitoring untuk melihat kepuasan pengungsi atas bantuan pertama kami. Saat itu, kami menemukan kebutuhan baru yang selama ini ternyata belum terpenuhi dari pihak lain. Oleh sebab itu, kami kembali memberikan bantuan tahap dua di tiga huntara,” ungkap Agung yang berharap bantuan dari tim SHER dapat meringankan korban bencana yang saat ini tinggal di hunian sementara.

Eka Yuniarti, warga Desa Cigudeg yang juga seorang Relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) dan juga relawan Kampung Ramah Lingkungan mengapresiasi Tim SHER dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana.

“Setelah ada bantuan dari Bina Swadaya, kami dan masyarakat sangat terbantu. Bantuan-bantuan yang diberikan berupa paket-paket hygiene kit hingga logistik, yang memang kami butuhkan untuk pengungsi di Desa Sukaraksa. Saya perwakilan masyarakat Desa Sukaraksa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bina Swadaya karena telah meringankan beban kami,” jelas Eka.