- September 26, 2022
- Posted by: Astri
- Categories: Artikel, BBWH
Sebagai platfrom E-Grocery, Titipku hadir membangun ekosistem digitalisasi pasar tradisional. Hadir sejak 2017, Titipku telah mendigitalisasi 150 pasar dengan 8.000 pedagang yang tersebar se-Jabodetabek. Sebagai startup, Titipku hadir dengan misi memberdayakan dan memajukan pedagang pasar tradisional untuk lebih mudah menjangkau konsumen secara digital.
“Titipku hadir dengan mendigitalisasi pasar tradisional di Jabodetabek. Titipku hadir langsung ke pasar untuk membangun ekosistem digitalisasi untuk para pedagang melalui aplikasi Titipku. Melalui platfrom ini, para ibu rumah tangga tak perlu repot berbelanja langsung ke pasar. Dengan menggunakan aplikasi Titipku, semua kebutuhan rumah tangga akan diantar oleh Jatiper langsung ke rumah pelanggan,” kata CEO dan Co-Founder Titipku, Henri Suhardja dalam Bincang-Bincang Wisma Hijau bertema “Petani, UKM, dan Digitalisasi” yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (23/9/22).
Diakui Henri, pada awal perkembangannya, Titipku hanya bermain di segmen business to consumer (B2C). Namun, karena adanya permintaan terkait suplai produk dan akses modal usaha dari para pedagang, membuat Titipku melakukan ekspansi ke segmen business to business (B2B). Adanya permintaan B2B ini membuat ekosistem pasar digital yang diaplikasikan Titipku semakin baik.
“Titipku tidak hanya melayani para pelanggan model B2C, namun juga melayani para pedagang lewat program B2B. Adanya jasa ini membuat para pedagang tak perlu takut dengan pasokan barangnya, dan para pelanggan juga makin puas berbelanja ke Titipku karena barang yang dijual para pedagang lengkap dan kualitasnya baik,” terang Henri.
Dengan dibukanya layanan B2B ini, Henri berharap Titipku dapat menyempurnakan ekosistem e-grocery. Kini, para pedagang tak perlu bingung dengan pasokan barang yang mereka jual. Para pedagang diberikan kemudahan untuk mendapatkan pasokan barang langsung dari Titipku. Tentunya, barang yang diberikan untuk para pedagang ini sama berkualitasnya layaknya produk yang diantar ke konsumen.
“Dengan adanya ekspansi bisnis ini, kami berharap Titipku bisa lebih bermanfaat dan semakin memberikan dampak bagi pedagang pasar, personal shopper (Jatiper), dan pelanggan untuk berbelanja di pasar terdekat secara lebih praktis,” ucap Henri menambahkan.
Selain itu, Titipku juga bekerja sama dengan lembaga perbankan untuk membantu pedagang mendapat akses permodalan. Diakui Henri, bukan pekerjaan mudah menghubungkan para pedagang ke lembaga perbankan. Ke depan, sesuai dengan visinya membangun Titipku dengan society sustainability, dengan sistem fair price yang tidak merugikan siapa pun, platfrom ini ingin mengandeng lebih banyak pedagang pasar tradisional untuk tumbuh bersama.
“Kami sanggat senang, apabila Bina Swadaya bisa berkolaborasi dengan Titipku. Karena yang kami butuhkan adalah akses ke petani. Saat ini kami memiliki akses ke Pasar Induk dan pasar-pasar sekunder hingga ke customer. Titipku membutuhkan lebih banyak partner yang langsung memiliki akses ke pertanian. Akses pasar yang kami miliki membutuhkan produk yang lebih beragam. Kami yakin Trubus Grup juga membutuhkan kolaborasi. Titipku tidak bisa berdiri sendiri. Tentunya juga dengan pemerintah, Titipku selama ini juga mendapat banyak dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM, termasuk Bank Indonesia. Kita berharap bisa bertemu lagi dan dapat segera berkolaborasi,” tutup Henri.