Persiapan Sosial Menuju Keberlanjutan KSM

Pembelajaran yang bisa dipetik dari program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya menjadikan pihak-pihak terkait dari sektor perikanan dan sektor irigasi perlu untuk menyiapkan langkah-langkah baru guna merealisasikan program ETESP-ADB yang lebih baik. Salah satu langkahnya adalah proses keberlanjutan dan kesinambungan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Persiapan sosial merupakan langkah awal menuju keberlanjutan dan kesinambungan KSM. Dalam hal ini persiapan sosial bukan berarti persiapan kelompok saja tetapi juga menyangkut persiapan lingkungan sosial tempat di mana bantuan itu akan diberikan.

Persiapan sosial merupakan syarat utama untuk membangun kondisi kondusif. Dengan kata lain, persiapan sosial dalam rangka menuju keberlanjutan kelompok akan mengalami kendala bila masyarakat setempat mengalami konflik, dalam artian luas, sebagai dampak dari bantuan yang diberikan.

Ada tiga unsur yang dikandung dalam persiapan sosial yang jika terpenuhi, maka segala dampak negatif yang tidak diharapkan akan bisa diminimalisir. Ketiga unsur tersebut adalah terwujudnya transparansi (orang-orang yang berkepentingan bisa mengakses informasi bantuan), akuntabilitas (bantuan dapat dipertanggunggugatan), complaint handling (mengatasi atau meminimalisir keluhan masyarakat).

Dalam persiapan sosial dibutuhkan pendekatan yang selaras dengan nilai-nilai lokal. Selain itu CMS dan CF hendaknya memiliki data akurat dan informasi yang lengkap tentang kondisi dan situasi masyarakat setempat, misalnya kebiasaan-kebiasaan masyarakat, cara masyarakat berkumpul, dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat selama ini.

Pada tataran persiapan sosial ini kerjasama antarpelaku di tingkat komunitas menjadi kebutuhan yang sangat mendasar. Di sektor perikanan, misalnya, CMS, CF, DIU, dan SA perlu melakukan koordinasi intensif dan menjaga hubungan yang sudah dibangun selama ini. Begitu juga dengan CMS, KTPP, TPP, dan CPS hendaknya menjadi sebuah tim yang punya pandangan dan langkah yang sama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan terkesan jalan sendiri-sendiri.

Dengan demikian, koordinasi antarpelaku dan kesiapan masyarakat merupakan salah satu kunci dalam peletakan dasar keberlanjutan kelompok. (ya)