Berkebun Kopi Jadi Buku Terbaik Pertama Kategori Kopi Perpustakaan Nasional 2020

Menulis buku sampai akhirnya diterbitkan memang bukan perkara mudah. Terlebih, ketatnya seleksi dari penerbit membuat banyak penulis tidak percaya diri dengan karya yang dihasilkannya. Namun, bagi Pudji Rahardjo, tidak ada kata menyerah.

Kerja kerasnya mulai dari melakukan riset untuk menyelesaikan buku Berkebun Kopi yang ia selesaikan dalam waktu tiga tahun tak sia-sia. Buku Berkebun Kopi terbitan Penebar Swadaya yang ia tulis menjadi Buku Terbaik Pertama untuk Kategori Kopi pada Anugerah Buku Terbaik 2020, di ajang Penghargaan Karya Pustaka Perpustakaan Nasional 2020.

Ketika pertama kali Penebar Swadaya menerima naskah dari Pudji Rahardjo, penerbit buku yang telah berkiprah selama 40 tahun ini yakin, naskah Pudji akan menjadi karya cipta yang memiliki nilai jual bagus dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Penebar Swadaya yang telah menerbitkan buku Berkebun Kopi, bahkan saya tidak pernah mengira buku ini mendapat penghargaan buku terbaik pertama untuk kategori Kopi pada Anugerah Buku Terbaik 2020,” kata Pudji.

Dalam proses pengerjaannya, Pudji mengaku membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan buku keduanya ini. Pria yang menghabiskan 30 tahun hidupnya menjadi seorang Peneliti Bidang Agronomi dan Teknologi Benih di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia ini telah membuktikan hasilnya.

“Waktu itu, saya terus mendapat dorongan dari Penebar Swadaya untuk menyelesaikan buku ini. Penebar Swadaya banyak membantu saya menyelesaikan buku ini,” ujarnya.

Kakek dua cucu ini mengatakan bahwa dirinya mulai menulis buku sejak 15 tahun silam. Kecintaannya terhadap tanaman kopi dan kakao mengantarkannya pada kesuksesan buku Berkebun Kopi yang dirilis pada 2017 lalu.

“Semua pengalaman yang saya peroleh selama 30 tahun saya tuangkan di buku Berkebun Kopi,” tutur Pudji.

Meski dirinya telah mengakhiri masa baktinya sebagai Peneliti Bidang Agronomi dan Teknologi Benih di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Pudji masih aktif sebagai dosen Teknik Produksi Tanaman Kopi dan Teknologi Benih Kakao di Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah, Jember.

“Keluarga saya mendukung apa yang saya lakukan, bahkan mereka masih mendukung saya untuk membuat buku kembali,” tutur Pudji.

Sementara itu, Direktur Penebar Swadaya, Utami Kartika Putri mengatakan, Penebar Swadaya berkomitmen penuh untuk selalu hadir menyebarkan pengetahuan dan menginspirasi masyarakat melalui berbagai media informasi dan penerbitan berkualitas. Mulai dari informasi di bidang pertanian, hortikultura, perkebunan, perikanan, olahan pertanian hingga teknologi.

“Lebih dari 2.500 judul sudah diterbitkan dan seluruhnya bertujuan untuk membangun kehidupan yang produktif, sejahtera, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Utami menambahkan, buku-buku tersebut disusun oleh para penulis dari berbagai profesi yang telah teruji kompetensinya.

Berawal dari naskah asli, kemudian disusun dengan gaya bahasa yang akurat, aplikatif, dan mudah dipahami. Buku-buku yang hasilkan juga ditata menarik, diperkaya desain grafis, dukungan foto, serta illustrasi yang informatif.

“Penghargaan buku Berkebun Kopi kali ini merupakan wujud nyata dari kinerja penerbit dan penulis. Semoga penghargaan ini bisa memacu semangat kita semua untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik,” tutupnya.