- April 9, 2021
- Posted by: AstriSO93
- Categories: Artikel, Jaringan, Peristiwa
UMKM Shop Academy ajak Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan bicara soal Pemberdayaan Usaha Mikro Sharing Best Practices Bina Swadaya yang diselenggarakan secara daring, Kamis, 8 April 2021.
Menurut Bambang Ismawan, usaha mikro memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara karena dianggap sebagai fondasi. Keuangan mikro juga berkontribusi besar dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
“Bung Hatta pernah berkata bahwa kemerdekaan kita untuk sektor perekonomian rakyat. Profesor Mubyarto juga pernah mengatakan, sektor perekonomian rakyat merupakan sektor yang menghidupi sebagian besar rakyat Indonesia. Tetapi, hingga Pak Mubyarto meninggal pada 2005, pernyataan ini masih belum terjawab,” demikian dikatakan Bambang Ismawan dalam diskusi publik dengan topik “Pemberdayaan Usaha Mikro Sharing Best Practices Bina Swadaya” yang digelar secara daring oleh UMKM Shop Academy, Kamis, 8 April 2021.
Pernyataan tersebut akhirnya terjawab oleh lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta memenuhi kriteria lain.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM sampai 2018, terdapat 63.350.222 unit usaha mikro di Indonesia, dengan persentase 98,68 entitas usaha.
“Saya merasa inilah yang dimaksud oleh Bung Hatta dan Profesor Mubyarto sebagai sektor perekonomian rakyat. Sektor ekonomi yang menghidupi sebagian besar rakyat Indonesia. Oleh Bank Dunia sektor ini disebut The Economycally Active Poor. Inilah yang masih dialami oleh sebagian besar rakyat kita. Mereka tidak mendapat bantuan dari mana pun, mereka hidup secara swadaya, tapi mereka mampu melanjutkan kehidupan,” paparnya.
Gerakan Sosial Ekonomi Pancasila yang kemudian melahirkan Ikatan Petani Pancasila, Ikatan Buruh Pancasila, Ikatan Nelayan Pancasila, Ikatan Medis Pancasila dan Ikatan Usahawan Pancasila. Kemudian, Ikatan Petani Pancasila bertransformasi menjadi lembaga yang saat ini kita kenal dengan nama Bina Swadaya.
“Sejak berdiri pada tahun 1967 Bina Swadaya fokus membantu masyarakat miskin dan terpinggirkan melalui usaha mikro,” tuturnya kembali.
Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa bidang kegiatan usaha mikro terbagi menjadi empat bagian. Pertama adalah kegiatan primer dan sekunder yang membawahi bidang pertanian, perkebunan, peternakan, pengrajin kecil, penjahit hingga produsen makanan kecil. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam skala yang terbatas.
Kedua, kegiatan tersier meliputi transportasi dalam berbagai bentuk hingga kegiatan sewa-menyewa baik rumah, tanah, maupun alat produksi. Ketiga, kegiatan distribusi meliputi pedagang di pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, penyalur, dan agen serta usaha sejenisnya. Keempat, kegiatan jasa lainnya yang meliputi pengamen, tukang sampah, tukang cukur, penyemir sepatu hingga montir.
“Itulah sektor-sektor ekonomi yang menghidupi sebagian besar rakyat Indonesia. Kegiatan-kegiatan itu memiliki potensi berkembang cepat karena dilakukan secara mandiri. Tapi jika tidak diberdayakan menyebabkan jumlah kemiskinan semakin besar dan menjadi beban seluruh bangsa. Tapi bila diberdayakan secara tepat, dari usaha kecil kemungkinan akan berkembang menjadi usaha menengah,” ujarnya menambahkan.
Pria yang juga menjabat sebagai Pendiri dan Sekjen Gerakan Bersama Pembanguan Keuangan Mikro Indonesia (Gema PKM) ini juga menyebut bahwa usaha mikro yang mendapat pelayanan keuangan secara tepat, pendapatan per bulannya meningkat rata-rata 87,34 persen.
“Penjelasan yang diberikan Pak Bambang mendasari dari perjuangan UMKM Shop. Pembinaan usaha mikro dan kecil, kita juga perlu mendampingi para pelaku usaha untuk mudah mendapatkan akses permodalan. Kita juga perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat dan daerah, perbankan, koperasi, akademisi, LSM, hingga organisasi pembina UMKM. Pembinaan UMKM memerlukan banyak pihak untuk mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan,” tutup Budhi Hendarto perwakilan UMKM Shop Academy.