Pemberdayaan Masyarakat Aceh

Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) telah mengakibatkan kerusakan di mana-mana. Menurut data yang ada, 37% kerusakan terjadi pada sektor sosial (pendidikan, perumahan, dan kesehatan), 25% pada sektor produktif (pertanian, perikanan, industri dan perdagangan), 19% pada sektor infrastruktur (energi, transportasi, komunikasi, air dan sanitasi, dan irigasi), dan 19% pada lingkungan, pemerintahan dan sektor keuangan).

Kerusakan yang luar biasa ini membutuhkan penanganan yang intensif, inovatif, dan komprehensif. Tanpa penanganan semacam ini dikhawatirkan akan mengalami sesuatu yang tidak diharapkan seperti kecemburuan sosial dan konflik. Jika ini yang terjadi, maka berbagai program yang diimplementasikan di lapangan oleh berbagai pihak (stakeholder) akan sia-sia, untuk tidak mengatakan tidak bermanfaat sama sekali. Karena kondisi masyarakat yang masih belum pulih, bahkan harus belajar dari nol, maka pemberdayaan masyarakat adalah salah satu cara yang dianggap efektif guna membangkitkan kembali kondisi ke arah yang lebih baik. Dalam program ini Bina Swadaya berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami terutama dalam tiga sektor, yaitu pertanian, perikanan, dan irigasi. Dalam urutan kerusakan dua sektor pertama mengalami kerusakan terparah setelah sektor sosial.

Sudah banyak yang dilakukan Bina Swadaya dalam pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di Aceh yang tersebar di 17 kabupaten serta kemajuan yang dicapainya. Hal ini terbukti pada strategi pendampingan dan pemberdayaan yang tepat sasaran dan adanya unsur pencerahan di dalamnya. Selama melakukan pemberdayaan masyarakat di lapangan Bina Swadaya tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang dianutnya di antaranya adalah partisipasi dan pemberdayaan, pendekatan berbasis kelompok, perspektif gender, dan pengembangan keswadayaan.

Semua prinsip yang diimplementasikan di lapangan itu tentu saja masih ada kekurangan terutama untuk perspektif gender harus terus ditingkatkan. Namun demikian, perbaikan dan evaluasi terus dilakukan sehingga harapan bahwa program yang dilaksanakan bisa membawa hasil yang maksimal.

Dari hasil perbaikan dan evaluasi itu ada perkembangan positif yang ditemukan di lapangan, yaitu program yang dijalankan selama ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan adanya peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Kemajuan-kemajuan ini harus dipertahankan agar harapan semua pihak bisa terealisasi dan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat bisa meningkat sejalan dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh Bina Swadaya itu sendiri.