Mendes PDTT: SDGs Desa Percepat Penanganan Pembangunan Desa

Tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kesepakatan global yang telah diadopsi oleh hampir 200 negara termasuk Indonesia. SDGs juga sangat mewarnai tujuan dan rencana pembangunan nasional yang perlu didukung dan dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. SDGs menekankan pada prinsip ‘No One Left Behind’ yang inklusif dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan, akademisi, pakar, filantropi, pelaku usaha, dan media.

Ketua Pengurus Yayasan Bina Swadaya, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan selalu menegaskan bahwa pohon besar Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri kokoh di atas akar desa-desa di Indonesia.

“Jika kita ingin Indonesia mencapai SDGs maka memang salah satu strategi terpenting adalah mulai dari desa,” ungkap Bayu ketika membuka diskusi publik Bincang-Bincang Wisma Hijau (BBWH), Kamis (21/1).

SDGs Desa dapat menjadi salah satu bentuk terobosan pembangunan berkelanjutan tingkat desa. Bina Swadaya mendukung usaha untuk mewujudkan SDGs desa tersebut. Terlebih, hal ini juga sejalan dengan visi pendiri Yayasan Bina Swadaya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia akan maju apabila desa sebagai ‘akar kehidupan’ NKRI menjadi mandiri, maju, dan berkelanjutan.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meyakini konsep Sustainable SDGs Desa dapat membantu mempercepat penanganan pembangunan dan berbagai permasalahan di desa.

SDGs Desa menjadi suatu ukuran dalam memanfaatkan penggunaan dana desa agar tercapai pembangunan yang diharapkan oleh desa tersebut.

“Desa bisa menjadi salah satu konsep yang mengubah paradigma pembangunan, dari yang bersifat abstrak menjadi konkret, dari yang bersifat konseptual menjadi terukur, serta dari yang bersifat makro menjadi mikro,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Menteri ini saat menjadi Keynote Speaker dalam diskusi publik Bincang-Bincang Wisma Hijau yang digelar secara daring, Kamis (21/1).

Lebih lanjut Gus Menteri mengatakakan bahwa SDGs Desa harus mencakup seluruh aspek pembangunan yang manfaatnya dirasakan nyata oleh masyarakat desa tanpa terlewat. “No one left behind,” tegasnya.

Kemendes PDTT menghadirkan kebijakan SDGs Desa yang terdapat 18 tujuan yang akan dicapai. Adapun 18 tujuan pencapaian dari SDGs Desa meliputi desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa sehat dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, keterlibatan perempuan desa, desa layak air bersih dan sanitasi, desa berenergi bersih dan terbarukan, pertumbuhan ekonomi desa merata, serta infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, desa tanpa kesenjangan, kawasan permukiman desa aman dan nyaman, konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan, desa tanggap perubahan iklim, desa peduli lingkungan laut, desa peduli lingkungan darat, desa damai berkeadilan, kemitraan untuk pembangunan desa, serta kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Dasar pemikiran munculnya SDGs ke-18 adalah menghargai keberadaan bangsa Indonesia yang sangat beragam, budaya, bahasa, adat istiadat, dan lain-lain. Selain itu, menampung kearifan lokal masyarakat dan kelembagaan desa yang produktif agar bertahan, bahkan berkembang.

“Itulah konsep SDGs Desa untuk 74.961 desa. Diperlukan keseriusan, fokus, datanya mikro, permasalahannya detail diketahui, kemudian lakukan penyelesaian, diselesaikan oleh desa itu sendiri, dibantu oleh kabupaten, oleh provinsi, oleh pemerintah pusat, saya yakin akan terjadi percepatan penanganan yang luar biasa terhadap berbagai permasalahan di desa. Dan, itu akan menjadi keberhasilan pembangunan nasional,” tambah Abdul Halim Iskandar.

Pada kesempatan yang sama, Bambang Ismawan mengungkapkan, Bina Swadaya sebagai social entrepreneur, atau suatu lembaga yang menyelenggarakan social development dengan entrepreneurship sebagai solusi. Social development adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan, penciptaan dan pengembangan lapangan kerja, serta mengupayakannya secara gotong-royong. Inilah refleksi perjalanan panjang Bina Swadaya.

“Bina Swadaya menginisiasi dan memulai Gerakan Revitalisasi Desa. Gerakan-gerakan yang kami lakukan dari bawah, yang menggerakkan dan mendorong masyarakat berpartisipasi dalam proses pembangunan dengan kelembagaan dan sistem keuangan yang mandiri. Ini menjadi kesempatan yang baik menuju Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan,” jelas Bambang.

Sebagai informasi, pembicara lain dalam diskusi publik Bincang-Bincang Wisma Hijau yang mengangkat topik ‘Mewujudkan Pencapaian SDGs Desa’ meliputi Kepala Desa Kepuh, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Achmad Mubarok; Kepala Pusat Data dan Teknologi Agribisnis IPB University, Dr. Suprehatin; dan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Bina Swadaya yang juga Koordinator Gerakan Revitalisasi Desa (GRD) DE Susapto.