- Juni 13, 2023
- Posted by: Astri
- Category: Artikel
6th Organic Asia Congress kembali diselenggarakan. Tahun ini, Filipina terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan. Kongres organik diselenggarakan selama 6 hari, yakni 4—10 Juni, dilaksanakan di Pusat Konvensi Organik Internasional di Sitio Pesisir Tangkig, Barangay Tacub, Kauswagan, dengan mengusung tema “Membangun Perdamaian Dunia melalui Pertanian Organik dan Ketahanan Pangan Penting untuk Pembangunan Perdamaian”. Lebih dari 1.200 delegasi dari 41 negara mengambil peran serta bertukar strategi dan pengalaman dalam pertanian organik.
Peserta berasal dari berbagai sektor, seperti instansi pemerintah, lembaga swasta, dan organisasi, ikut serta untuk mendorong perubahan transformatif dan membangun masa depan yang berkelanjutan untuk semua.
Pertanian memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial serta efektif dalam mengurangi angka kemiskinan, kekurangan gizi, mencegah kerusakan lingkungan, dan mengurangi kekerasan. Sektor pertanian memiliki implikasi bagi pembangunan sosial-ekonomi dan perdamaian berkelanjutan di banyak negara.
Walikota Rommel Arnado menekankan pentingnya mendobrak kesalahpahaman tentang produk organik dan mempromosikan manfaat kesehatannya. Dengan menyatukan upaya tersebut, pemerintah kota bertujuan untuk memainkan peran yang lebih besar di panggung global pertanian organik.
“Kongres tersebut menampilkan pembicara terkemuka yang mempresentasikan penelitian dan pengalaman mereka tentang topik-topik seperti inovasi, inklusivitas sosial, dan produksi beras organik. Peserta didorong untuk memanfaatkan berbagai sesi dan diskusi yang direncanakan sepanjang acara,” ungkapnya di sela-sela perhelatan 6th Organic Asia Congress.
Direktur Program Pertanian Organik Nasional Bernadette San Juan menyatakan optimisme tentang keberhasilan kongres organik dan mendesak peserta untuk memaksimalkan waktu mereka untuk belajar tentang pertanian organik. Pihaknya menekankan pentingnya pertanian organik dalam menjamin kesejahteraan masyarakat, lingkungan, dan kesejahteraan petani.
“Hubungan antara pertanian organik, ketahanan pangan, dan pembangunan perdamaian, serta perlunya kolaborasi dan pemahaman di antara para pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Dibutuhkan peran sentral antara negara-negara dalam membangun dan mengkonsolidasikan perdamaian serta turut berkontribusi pada ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan. Ketahanan pangan menjadi syarat untuk mencapai perdamaian. Lingkungan yang stabil dan damai adalah dasar dari ketahanan pangan yang langgeng dan penghidupan yang berkelanjutan.
Pembangunan pertanian berkelanjutan dan sistem pangan sangat penting dalam mencegah konflik dan mengurangi kemungkinan terulangnya kekerasan. Ini harus bergantung pada upaya gabungan dari semua pemangku kepentingan dalam rantai nilai, mulai dari petani, pemasok input, pengolah, pedagang, distributor, konsumen, ilmuwan, dan masyarakat sipil.
Untuk pembangunan perdamaian, revitalisasi sektor pertanian harus didukung untuk meningkatkan produksi pangan dan menciptakan peluang pendapatan bagi masyarakat pedesaan, termasuk mantan gerilyawan, perempuan, dan kaum muda. Tata kelola yang baik dan stabil dapat berkontribusi pada pembangunan sistem pangan berkelanjutan dari tingkat lokal hingga nasional hingga global.
Pertanian organik dan sistem pangan berkelanjutan dapat menjadi pendorong yang efektif untuk kegiatan pembangunan perdamaian di daerah rawan konflik dan kekerasan. Ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan dan menstabilkan hasil panen, khususnya di lahan marjinal. Hal ini juga memberi petani pengembalian investasi premium karena petani tidak perlu berinvestasi besar-besaran dalam pupuk kimia dan pestisida. Dengan mengurangi biaya input, pertanian organik dapat membantu memerangi kemiskinan.
Pertanian organik juga membangun keterampilan dan sumber daya manajemen lokal, yang memungkinkan masyarakat lokal menjadi swasembada pangan dan memerangi kemiskinan. Ini juga menyediakan makanan yang beragam, sehat, dan bergizi untuk keluarga petani dan masyarakat. Ini adalah pilihan yang layak untuk pertanian keluarga dan petani kecil, yang sebagian besar terkena dampak konflik bersenjata, dengan mendukung kedaulatan pangan, dan karenanya ketahanan pangan.
Trubus Bina Swadaya turut mengambil bagian pada 6th Organic Asia Congress. Sekretaris Eksekutif Trubus Bina Swadaya, Emilia Setyowati mengungkapkan, secara keseluruhan Organic Asia Congress merupakan kegiatan penting untuk memperkuat dan memperluas pengetahuan, membangun jaringan, meningkatkan kesadaran masyarakat, memajukan industri, dan memengaruhi kebijakan di bidang pertanian organik. Dalam forum ini, pemangku kepentingan dapat berdiskusi tentang regulasi, standar, dan insentif untuk memfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan pertanian organik.
“Kongres semacam ini juga memainkan peranan dalam memajukan industri pertanian organik. Kongres ini mempertemukan para ahli, petani, pelaku industri, hingga pemangku kepentingan untuk saling berhubungan dan membangun jaringan, sekaligus dapat membahas tantangan, peluang, penelitian, teknik, tren terbaru dalam pertanian organik,” kata Emilia Setyowati yang mewakili Trubus Bina Swadaya dalam 6th Organic Asia Congress, yang diselenggarakan di Filipina, 6—10 Juni 2023.
Menurutnya, melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran akan manfaat pertanian organik bagi masyarakat umum. Melalui diskusi dapat menyajikan data-data ilmiah seputar keuntungan lingkungan. Hal ini membantu mengedukasi masyarakat akan akan pentingnya memilih dan mendukung produk-produk pertanian organik.