Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi Krisis Pangan Dunia

Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan tiga strategi baru dalam menghadapi krisis pangan global. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri, dalam Bincang-Bincang Wisma Hijau, Jumat (23/9/22), menjelaskan, tiga strategi tersebut. Strategi pertama, peningkatan kapasitas produksi untuk komoditas yang mengendalikan inflasi, seperti cabai dan bawang merah. Peningkatan kapasitas produksi ini dilakukan untuk menekan impor.

“Kementerian Pertanian melakukan substitusi terhadap beberapa komoditas impor seperti gandum, gula tebu, dan daging sapi. Sebaliknya, kami akan mendorong ekspor komoditas yang selama ini mengalami over stock seperti daging ayam, telur dan itik,” jelasnya.

Strategi kedua, Kementerian Pertanian menyiapkan komoditas-komoditas yang dijadikan sebagai substitusi impor. Sebagai pengganti gandum, Kementan akan memetakan potensi-potensi komoditas yang selama ini belum optimal tergali seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu. Sementara itu, untuk gula tebu, akan difokuskan pada pengembangan gula nontebu seperti stevia, aren, dan lontar. Untuk pengganti daging sapi, Kementan akan mengembangkan peternakan kambing, domba, itik, ataupun ayam.

Strategi ketiga, Boga menjelaskan, Kementerian Pertanian akan melakukan peningkatan ekspor untuk komoditas sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

“Sumber daya pangan lokal yang kita miliki sangat luar biasa. Pemanfaatan sumber daya pangan lokal kita masih relatif baik dibandingkan negara-negara lain,” ucapnya.

Dari proses bisnis, pemerintah perlu mendorong secara terbuka terciptanya bisnis pertanian dari hulu, on farm, hilir, dan pasar. Bukan hanya dari segi petaninya, melainkan dari sisi pemasaran hingga pascapemasaran.

“Kami menyadari pentingnya mendukung agropreneur muda di bidang pertanian. Selama ini saya banyak menemui banyak agropreneur muda di bidang pertanian yang sukses, ini bisa dijadikan contoh untuk kita semua. Untuk mencapai kesuksesan di bidang pertanian bukanlah hal yang mudah, namun mereka (agropreneur muda) mampu membuktikannya,” tuturnya menambahkan.

Diakui Boga, pentingnya melakukan pendampingan bagi usaha-usaha pertanian mulai dari subsistem budidaya (on farm) sampai ekspor. Salah satu dari 5 cara pengembangan bisnis pertanian yang selalu digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah bagaimana meningkatkan ekspor.

“Peningkatan ekspor yang kerap disebut Bapak Menteri Pertanian bukanlah sekadar ekspor saja, tetapi bagaimana mendapatkan nilai tambah dari produk ekspor serta mencari kanal-kanal baru untuk ekspansi pemasaran dan bagaimana meningkatkan kualitas dari komoditas yang dihasilkan. Peningkatan ekspor ini juga perlu didukung oleh pelatihan-pelatihan dan bantuan untuk pengembangan usaha-usaha pertanian secara digital,” terang Boga.

Pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian

Sebagaimana diketahui, teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban atas kemajuan sektor pertanian. Salah satu pemanfaatan teknologi digital oleh Kementerian Pertanian adalah dengan memaksimalkan kegunaan Agriculture War Room (AWR) untuk menjadi pusat kendali pemantauan kegiatan budidaya pertanian, pascapanen, pengelolaan dan pemasaran, juga monitoring ketersediaan dan distribusi pertanian, serta menjadi sarana pelatihan petani, petugas, dan penyuluh pertanian.

Agriculture War Room ini menjadi pusat informasi dan proses penyaluran data atau informasi secara real time, menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Dengan demikian, diharapkan dapat memaksimalkan untuk mempercepat pembangunan pertanian Indonesia.

“Efisiensi usaha tani, tenaga kerja, biaya, termasuk kualitas bisa kita dapatkan bila kita menerapkan teknologi modern, termasuk di dalamnya pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia. Teknologi informasi menjadi keniscayaan. Yang terpenting adalah bagaimana fasilitas yang sudah ada bisa diduplikasi dan diimplementasikan. Saya yakin agropreneur muda lebih akrab dengan perangkat pertanian berbasis robot construction, smart green house, automatic tractor, hingga robot tanam padi dan mengaplikasikannya secara terintegrasi,” tutup Boga.



Tinggalkan Balasan