- Januari 5, 2023
- Posted by: Astri
- Categories: Artikel, BBWH
Tanaman sorgum menjadi inovasi bagi Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dalam menjawab permasalahan di sektor pertanian dengan mengembangkan sorgum menjadi beragam olahan. Rumah Sorgum Indonesia hadir sebagai inovasi alternatif diversifikasi pangan.
Salah satu pelaku usaha yang membudidayakan sorgum di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur adalah Rumah Sorgum Indonesia. Usaha yang berdiri sejak 2016 ini hadir untuk mengembangkan sorgum menjadi olahan yang memiliki nilai tambah.
Founder Rumah Sorgum Indonesia, Esti Faizah, meyakini, Rumah Sorgum Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terlebih karena sorgum berpotensi sebagai pangan lokal sehat pengganti beras dan gandum. Di Lamongan sendiri, Esti mengembangkan varietas sorgum KD4. Menurutnya, varietas KD4 sangat adaptif pada kekeringan dan dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah. Bahkan, di lahan yang didominasi batu.
Berdirinya Rumah Sorgum Indonesia dilatarbelakangi karena melimpahnya produksi sorgum di wilayah Lamongan. Akan tetapi, penyerapan pasarannya masih rendah. Dengan begitu, pada saat panen raya harga sorgum anjlok, bahkan tidak bisa menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan petani.
“Tercetus ide untuk mengolah sorgum menjadi pangan lokal sehat seperti kue basah, cookies, sereal, beras sorgum, mi, dan banyak olahan lainnya. Produk olahan sorgum ini memiliki nilai tambah lagi bagi petani,” kata Esti dalam Bincang-Bincang Wisma Hijau bertema ‘Sorgum sebagai Solusi Pangan Potensial dan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim’ yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (2/12/11).
Dalam usahanya, Rumah Sorgum Indonesia turut menggandeng UMKM yang mayoritas anggotanya adalah petani perempuan dan kelompok tani yang berada di Lamongan. Bahkan, Esti tetap konsisten merintis Rumah Sorgum Indonesia sejak awal hingga besar seperti saat ini.
“Sorgum bisa menjadi alternatif pangan lokal potensial karena sorgum memiliki manfaat yang luar biasa dibanding tanaman serealia lain. Di mana sorgum bebas gluten, mengandung protein tinggi, serta sebagai substitusi tepung terigu,” ujarnya.
Pihaknya berharap kehadiran Rumah Sorgum Indonesia menjadi produk pangan sehat yang dikenal masyarakat luas. Dengan demikian, dapat meningkatkan pendapatan petani dan petani terus membudidayakan sorgum secara luas.
Lebih lanjut diakui Esti, hampir seluruh bagian tanaman sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pangan sehat, tepung pengganti gandum, pangan ternak, bahan baku industri mulai dari sirup hingga gula, biomassa, dan bioetanol.
“Sorgum kaya akan kandungan protein, vitamin B6, niasin, tiamin, riboflavin, kalsium, dan zat besi sehingga patut untuk terus dikembangkan sebagai pangan lokal alternatif yang menyehatkan,” ujar Esti menambahkan.
Selain bernilai ekonomi, tanaman sorgum adaptif dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim. Sorgum memiliki beragam keunggulan, seperti tidak memerlukan tanah subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, serta hemat penggunaan pupuk dan pestisida. “Sorgum dapat tumbuh di semua jenis tanah, segala musim dan iklim. Sorgum juga relatif tidak memerlukan perawatan intensif. Seluruh bagian tanaman mulai dari batang, daun, hingga akar bisa dimanfaatkan,” tutupnya.