Jadi Tulang Punggung Keluarga, Bu Sabariyah Tak Pantang Menyerah

Ibu Sabariyah yang akrab disapa Bu Yaya harus berjuang untuk menafkahi keluarganya. Beruntung, ibu tiga anak ini memiliki usaha makanan dan minuman di rumahnya yang sudah ia geluti sejak lima tahun lalu. Hal ini dilatarbelakangi oleh keadaan suaminya yang harus berhenti bekerja sehingga ia mempunyai tekad kuat untuk menjadi ibu sekaligus istri yang bisa membantu menafkahi keluarga.

“Suami sudah lama berhenti kerja, sehari-hari untuk membantu kebutuhan keluarga, saya usaha kecil-kecilan di rumah,” kata Bu Yaya.

Untuk kebutuhan usahanya, Bu Yaya mengajukan pinjaman modal usaha dengan bergabung menjadi anggota Koperasi Bina Swadaya Nusantara (KBSN) sejak 2004. Awal pengajuan, Bu Yaya mendapat pinjaman sebesar Rp1 juta sebagai modal untuk membeli kebutuhan usaha makanan dan minuman. Seiring waktu, usahanya terus berkembang, kini pinjaman Bu Yaya mencapai Rp5 juta.

“Harapannya Insya Allah usaha saya lancar, pinjaman modal dari KBSN sangat membantu sekali,” tutur Bu Yaya.

Usaha yang Bu Yaya geluti adalah makanan dan minuman, seperti martabak telur, mi rebus, roti bakar, pisang bakar, sosis bakar, dan berbagai minuman olahan. Selama menjalani usaha makanan dan minuman, Bu Yaya dibantu anak perempuannya yang nomor dua, karena anak pertamanya bekerja dan sudah berkeluarga. Sementara, anak terakhirnya masih duduk di bangku SMP.

“Saya jualan dibantu anak saya nomor dua. Awalnya, anak saya ini kerja, tapi karena pandemi sehingga dirumahkan. Jadi, sehari-hari dia bantu saya jualan,” ujarnya.

Bu Yaya mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 usaha makanan dan minumannya ramai pembeli, tetapi sejak Covid-19 penjualannya menurun.

“Kalau dibandingkan dengan sebelum Covid-19, pembeli jauh lebih ramai dibanding sekarang, tapi Alhamdullilah masih cukup, semua saya syukuri,” kata Bu Yaya.

Selain menjual makan dan minuman siap santap, Bu Yaya dibantu anak pertamanya menjual makanan beku (frozen food) untuk menambah penghasilan.

Meski begitu, Bu Yaya masih memiliki cita-cita yang belum terwujud, yaitu bisa memiliki tempat usaha sendiri.

“Saya pingin punya tempat usaha tetap di Tebet. Kalau punya tempat usaha tetap sendiri ‘kan lebih enak buat usaha. Bisa cari tempat yang lebih ramai, Insya Allah mudah-mudahan nanti terwujud,” ujarnya haru.