Hari Pertama Tim ERCB di Lombok, Fokus Kaji Data Bantuan Kesehatan

Tim ERCB diterima di Dina Kesehatan Propinsi (Foto : Trubus.id)

Tim Emergency Response Capacity Building (ERCB) yang terdiri atas Bina Swadaya, LPTP, Perdhaki dan CRS hari ini kembali bergerak ke Lombok guna melakukan kajian terkini kebutuhan para pengungsi. Agung Prasetyo dari Bina Swadaya mengungkapkan, kajian mendalam ini penting dilakukan karena seiring berjalannya waktu maka kebutuhan pengungsi besar kemungkinan mengalami pergeseran.

“Sejak kedatangan waktu pertama kali di bulan Agustus saat gempa di Lombok Barat, kali ini kami datang dengan tim lebih lengkap yang sesuai dengan kapasitas lembaga masing-masing,” katanya.

Sebagai kunjungan awal, Rabu (5/9) pagi, Tim ERCB bertolak ke Dinas Kesehatan Provinsi dalam rangka konfirmasi kegiatan tim di lapangan untuk beberapa minggu ke depan. Adapun kedatangan tim ke Dinas Kesehatan terkait dengan pelayanan kesehatan yang menjadi fokus kegiatan tim Perdhaki.

“Karena Perdhaki merupakan bagian dari ERCB yang fokus pada pelayanan kesehatan, sehingga membutuhkan izin dari Dinas Kesehatan serta mendapatkan data awal terkini,” ujar Agung.

Tim ERCB melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi(Foto:Dok Trubus.id)

Kedatangan tim disambut oleh petugas Dinkes yang mengapresiasi bantuan tim dengan memberikan sertifikat kepada tiap anggota. Selain pihak Dinas Kesehatan, tim juga akan mendatangi langsung 6 desa yang menjadi fokus kegiatan tim ERCB selama di Lombok.

Kurang lebih selama 2 minggu ke depan, tim ERCB akan memberikan bantuan di 6 lokasi yang tersebar di 2 Kabupaten. Enam desa tersebut adalah Desa Santong, Desa Sesait, Desa Kayangan, Desa Sigar Penjalin, Desa Kekait, dan Desa Sandik.

Agung Prasetyo terima paket alat air Beta (Foto: Trubus.id)

“Saat ini tim lagi menyebar ke beberapa desa untuk lakukan kajian mendalam dan perkembangan terkini”, ungkap Agung.

Sementara itu, untuk menunjang kebutuhan konsumsi air bersih di lokasi pengungsian, tim ERCB juga melakukan kerja sama dengan forum Desa Mandiri Tanpa Korupsi (DMTK) yang menyediakan sebanyak 60 paket alat air Beta.

“Tim ERCB direncanakan akan melakukan distribusi bantuan berupa jamban di 6 desa tersebut dengan masing-masing sebanyak 5 unit, dan alat air bersih Beta masing-masing desa sebanyak 10 unit,” kata Agung.

Tim ERCB melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kecamatan Gunung Sari (Foto:Dok Trubus.id)
Selain paket air Beta, DMTK juga akan membangun Disposal Amphibian Latrine (DAL). DAL sendiri adalah toilet yang dapat dibangun dengan cepat karena 2 jam sudah jadi dan bisa dipakai, dan 30 menit untuk menutup tanpa bekas. DAL juga murah karena biayanya kurang dari Rp200 ribu, bahkan bisa murah lagi bila tenaga adalah relawan. Selain itu, keunggulan lainnya juga mudah karena bisa dibuat oleh orang awam sekalipun.

Untuk pembangunan jamban di tiap desa rencananya akan dilakukan secara gotong royong. Untuk itu, tim DMTK akan memberikan pendampingan kepada warga bagaimana cara membuat Disposal Amphibian Latrine (DAL).

Di tempat terpisah, Anang Arifin salah satu anggota tim ERCB dari Bina Swadaya mengatakan, bantuan masih akan terus berdatangan seperti paket terpal hingga hygiene kit dari Semarang yang siap berangkat ke Lombok.

Hygiene kit 500 paket, terpal 700, tali 700, matras atau tikar sebanyak 700,” ujarnya. [NN]