Emily Sutanto, Sosok Dibalik Pengekspor Beras Organik Pertama di Indonesia

Emily Sutanto adalah Founder and Director Bloom Agro, ia merupakan sosok penting dibalik suksesnya Indonesia mengekspor beras organik pertama kali. Emily memiliki keinginan untuk menjadikan petani Indonesia maju dan hidup sejahtera. Beras organik yang diekspor olehnya bukan sembarang organik, tapi organik bersertifikat.

“Saya memulai mendirikan Bloom Agro berawal ketika mendengar kisah sejumlah petani di Tasikmalaya, yang mulai menanam padi organik dengan menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification). Mereka menghasilkan beras yang sangat berkualitas, namun mereka justru terjebak oleh tengkulak,” ungkap dalam diskusi publik Bincang-Bincang Wisma Hijau, Jumat, 9 April 2021.

Mendengar hal tersebut, Emily yang kala itu menetap di Australia langsung terbang ke Indonesia untuk menemui petani dan melihat proses produksi beras organik secara langsung. Usai menyaksikan secara langsung ia tercengang. Betapa tidak, ia menjadi saksi bahwa petani Indonesia benar-benar memproduksi beras organik yang berkualitas meski dilakukan secara tradisional. Dari situ ia berpikir bahwa jika beras organik ini diekspor, ia bisa mengubah kehidupan petani menjadi lebih baik. Berkat tekad yang kuat, Emily mendampingi para petai organik, mengurus sertifikasi, hingga memasarkan produk organik ke pasar internasional.

Didorong oleh hasratnya yang kuat untuk menciptakan kehidupan petani yang lebih baik melalui produk organik, Emily ingin memberikan dampak untuk mengubah kehidupan petani sehingga petani itu bisa memiliki penghasilan layak. Tak hanya sekedar mendampingi petani dan mengurus sertifikasi organik petani saja, namun Emily juga membiayai petani untuk mendapatkan sertifikasi itu.

Sertifikat beras organik dikeluarkan Institute for Marketecology, sebuah lembaga sertifikasi organik internasional, berbasis di Swiss, yang terakreditasi. Logo sertifikat yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung, langsung untuk tiga negara, yakni AS dengan US Department of Agricultural National Organic Program, Uni Eropa, dan Jepang dengan Japanese Agricultural Standard.

Beras organik yang diekspornya, diproduksi oleh petani kecil yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. kerja kerasnya membina petani tak sia-sia. Ia berhasil mendapatkan ‘paspor’ untuk masuk ke negara-negara yang paling ketat memberlakukan sistem keamanan pangannya di dunia.

“Petani kita juga telah mendapat sertifikat perdagangan adil (fair trade). Dengan fair trade, hak asasi petani terjaga serta memberikan jaminan kepada petani,” ungkap perempuan yang bergelar master bidang Manajemen Internasional dan Mass Communication dari Pepperdine University, Los Angeles, California, dan Bond University, Australia.

Dengan mengadopsi prinsip fair trade atau perdagangan berkeadilan, semata-mata ia lakukan untuk menyejahterakan para petani.

Emily menargetkan 10.000 petani di Indonesia nantinya bisa bersertifikat internasional, agar mereka tidak kebingungan memasarkan produknya. “Kita mau merangkul 10 ribu petani, terlebih satu petani rata-rata memiliki lima orang anggota di keluarganya sehingga kita bisa menyejahterakan 50 ribu orang di Indonesia,” tutup Emily.