Earthquake and Tsunami Emergency Support Program

ETESP (Earthquake and Tsunami Emergency Support Program) merupakan program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian, perikanan, dan irigasi dalam rangka meningkatkan mata pencarian (livelihood) masyarakat pasca gempa bumi dan tsunami. Karena kondisi masyarakat yang masih belum pulih, maka pemberdayaan masyarakat adalah salah satu cara yang dianggap efektif guna membangkitkan kembali kondisi ke arah yang lebih baik.

Ruang lingkup tugas dalam program ini antara lain adalah;  mengembangkan 2.000 KSM di desa-desa yang pemilihannya dilakukan melalui koordinasi yang baik dengan Pemerintah Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, dan Dinas Pengairan setempat; menyelenggarakan assessment sumber daya dan aspek sosial, melakukan pengorganisasian, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami (meliputi 2.000 KSM) dalam rangka pemulihan mata pencarian dan pengelolaan sumber daya masyarakat pesisir; serta menyelenggarakan pelatihan sebagai langkah alternatif peningkatan pendapatan yang mencakup 2.000 KSM.

Dalam proses aktivitas berpegang pada prinsip dan metode partisipasi dan pemberdayaan, pendekatan berbasis kelompok, perspektif gender, dan pengembangan keswadayaan. Sementara metodenya adalah memperkuat kapasitas masyarakat, pemberdayaan organisasi lokal, dan pengembangan keuangan mikro.

Di sisi lain, pencapaian program selama 2006 memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan antara lain terlihat pada jumlah kabupaten yang menjadi sasaran menjadi 16 kabupaten, tahun 2007 menjadi 17 kabupaten, sudah terhimpunnya dana swadaya sebesar Rp.366.180.668 dari tiga sektor, 130 KSM telah memulai pelayanan kredit mikro bagi anggotanya, dan penguatan sebanyak 1.536 KSM atau 76,8% dibandingkan dengan target yang ingin dicapai di akhir Juni 2008 sebanyak 2.000 KSM.

Semua prinsip dan metode yang diimplementasikan di tiga sektor itu tentu saja masih ada kekurangannya. Namun demikian, perbaikan dan evaluasi terus dilakukan sehingga harapan bahwa program yang dilaksanakan bisa membawa hasil yang maksimal.

Salah satu upaya yang akan diimplementasikan untuk 2007 ini adalah reposisi status dan fungsi pelaksana lapangan dan pemusatan perhatian. Perhatian ini berupa pemusatan menurut kebutuhan sektor yang berkonsekuensi pada perubahan organisasi.

Sektor pertanian yang berakhir pada Juni 2007 akan dilakukan proses handling over yang diharapkan selesai sesuai dengan rencana. Dengan pemusatan perhatian tersebut, maka CMS hanya memegang satu sektor, bukan tiga sektor seperti yang terjadi selama ini. (ya)