Dedikasi Para Pejuang Gizi di Dapur MBG Mekarsari

Aktivitas di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) Mekarsari, Cimanggis, Depok, yang dikelola Yayasan Bina Trubus Swadaya (YBTS), telah dimulai sejak dini hari. Di sanalah, para “pejuang gizi” sebutan untuk relawan di dapur MBG, dengan tangan terampil mengolah makanan demi kecukupan gizi anak bangsa. Mereka bekerja dengan hati, untuk satu tujuan mulia, memastikan menu MBG sampai kepada penerima dalam kondisi baik.

Bagi Natasya, relawan MBG di bagian persiapan, menganggap dapur ini adalah anugerah. Pengalamannya mewakili suara banyak orang yang terbentur stigma batasan usia kerja yang kaku di negeri ini.

“Saya sudah merasakan sulitnya mencari kerja, apalagi saya yang sudah berusia 30 tahun. Batasan usia di sini menyulitkan saya mencari pekerjaan. Suatu saat, begitu saya dengar ada lowongan untuk relawan MBG, saya langsung mencoba. Puji Tuhan, saya lolos dan sekarang bekerja di sini,” ucapnya penuh syukur.

Hal yang sama dirasakan Ibu Yuyun, berbekal pengalaman memasak, ia memberanikan diri untuk menjadi bagian dari SPPG di Dapur MBG Mekarsari, Cimanggis.

“Kebetulan saya punya keahlian memasak. Ada lowongan di MBG, dapat penghasilan, kenapa tidak? Alhamdulillah, saya betah sekali kerja di sini. Tenaga saya yang tidak muda lagi ini masih dapat digunakan untuk mengolah makanan bergizi bagi anak-anak sekolah,” ujar Ibu Yuyun.

Program MBG adalah solusi pemenuhan gizi anak sekaligus sumber mata pencaharian bagi para relawan. Hal ini diakui Putra, yang kini lancar mengirimkan uang ke orang tua. “Dari kerja di Dapur MBG, saya bisa membeli motor, lalu juga bisa memberi uang untuk orang tua,” ucapnya bangga.

Menurutnya, bekerja di dapur ini juga menjadi jawaban langsung terhadap isu-isu miring mengenai kualitas program yang belakangan ini merebak. Putra menegaskan, setelah bekerja di sana, ia menyadari bahwa kualitas MBG sangat baik. Baginya kualitas sangat bergantung pada pengelolaannya, dan di tempatnya bekerja, mereka memastikan bahwa semuanya terjamin baik.

Mengingat adanya kekhawatiran publik terkait kasus keracunan yang sempat terjadi di beberapa daerah, Dapur SPPG YBTS menjadikan integritas mutu sebagai prioritas. Iren, yang merupakan bagian dari tim persiapan, memastikan bahwa seluruh operasional dijalankan sesuai SOP yang berlaku.

“Kami pekerja di dapur MBG memastikan, bahan-bahan makanan yang kami terima benar-benar berkualitas. Setiap makanan, kami olah sebaik mungkin. Untuk di SPPG ini tidak ada kasus keracunan,” ujar Iren meyakinkan.

Menurutnya, standar keamanan pangan adalah mutlak. Setiap bahan yang datang, sekecil apapun, wajib melalui pemeriksaan ketat.

“Kami memastikan semua bahan makanan diterima dalam kondisi baik dan sesuai SOP yang diberlakukan,” tambahnya. Iren mencontohkan, tim tidak segan melakukan retur (pengembalian) jika menemukan sayuran yang kualitasnya kurang baik saat serah terima.

Pesan di Hari Pangan Sedunia

Peringatan Hari Pangan Sedunia berfungsi sebagai cerminan bagi para relawan di Dapur MBG Mekarsari Cimanggis untuk semakin memperkuat komitmen mereka. Mereka menyadari, setiap butir nasi dan potongan lauk yang disiapkan didedikasikan sepenuhnya untuk pemenuhan gizi anak-anak Indonesia.

“Untuk adik-adik, makanannya jangan lupa MBG-nya dihabiskan. Makanan yang diterima adik-adik diproses dan diolah sesuai kebutuhan gizi. Kalian harus tumbuh sehat dan kuat!”

Melalui program MBG, para pejuang gizi mengajak setiap orang untuk menjaga pangan lokal, mengurangi food waste, dan senantiasa berbagi energi baik.

Selamat Hari Pangan Sedunia!



Tinggalkan Balasan