Bambang Ismawan Ajak Generasi Muda Lanjutkan Semangat Pemberdayaan Melalui Nilai-nilai Falsafah Bina Swadaya

Belajar Bareng Trubus Bina Swadaya merupakan kegiatan yang digelar secara rutin setiap 2 minggu sekali yang bertujuan mengasah pengetahuan keluarga besar Bina Swadaya terhadap berbagai isu yang berkembang. Belajar Bareng Trubus Bina Swadaya kali ini terasa spesial karena menghadirkan narasumber Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan. Pada pemaparannya, beliau mengajak keluarga Bina Swadaya untuk memahami Falsafah Bina Swadaya, yaitu “Melayani Orang Lain adalah Panggilan Luhur”.

Pria yang seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani masyarakat ini menjalani hari-harinya dengan bahagia. Beliau merasa hidupnya begitu bahagia dan bermakna karena bisa melayani orang lain. Melayani Orang Adalah Sebuah Panggilan Luhur, begitulah bunyi rumusan falsafah Bina Swadaya. Diakuinya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk merumuskan nilai-nilai falsafah Bina Swadaya.

Menilik sejarahnya, Bina Swadaya yang berdiri sejak 1967 ini mendeklarasikan diri sebagai Social Entrepreneur & Promotion Social Entrepreneurship. Dengan kata lain, Bina Swadaya adalah lembaga kewirausahaan sosial yang bergerak dalam pengembangan bisnis, pemberdayaan masyarakat, khususnya aspek sosial dan ekonomi solidaritas.

Ada lima fokus pengembangan kegiatan Bina Swadaya yang terdiri atas pengembangan kelembagaan masyarakat mandiri, pengembangan dan pelayanan keuangan mikro, pengembangan usaha masyarakat, produksi dan pemasaran, pendidikan dan pelatihan kemandirian, serta pengembangan komunikasi pembangunan.

Sejumlah kegiatan yang dilakukan Bina Swadaya dalam mengembangkan lembaga berbasis masyarakat meliputi kelompok swadaya, koperasi, BPR, penerbitan dan digital media, pelatihan dan konsultasi.

Dalam perjalanannya, Bina Swadaya juga memberikan penghargaan Trubus Kusala Swadaya, baik untuk individu, lembaga maupun organisasi. Selain itu, Bina Swadaya juga ikut membangun ekonomi masyarakat melalui pengembangan KSM (kelompok swadaya masyarakat), koperasi, konsultasi, LKM (lembaga keuangan mikro), penerbitan dan media digital, advokasi, pertanian, industri, perdagangan, lingkungan dan pelatihan, serta budaya/kearifan lokal, yang menghasilkan nilai-nilai di dalam masyarakat.

“Bina Swadaya memberdayakan masyarakat dan ikut membangun perekonomian. Ini merupakan hasil yang dicapai Bina Swadaya untuk masyarakat,” kata Bambang Ismawan dalam pemaparannya.

Ketika Bina Swadaya menjalin jejaring kerja sama dengan lembaga lain mulai dari NGO, Lembaga Pemerintahan, Sektor Swasta, Perbankan, Lembaga Profesi, Universitas/Perguruan Tinggi dan Lembaga Donor, dampak yang dihasilkan tidak hanya kepada individu dan komunal tetapi juga mengarah kepada sektoral, regional, dan tingkat nasional.

Tingkat nasional yang sering beliau gambarkan adalah ketika Bina Swadaya bekerja sama dengan berbagai lembaga membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) sekira 1 juta KSM dengan anggota 25 juta keluarga.

Tak berhenti sampai di situ. Pada visi dan misinya, Bina Swadaya dalam bekerja turut serta memengaruhi kebijakan pemerintah berpedoman pada Social Solidarity Economy (SSE) sebagai arahan.

Pada kesempatan tersebut, Bambang Ismawan juga menginginkan generasi muda di Bina Swadaya untuk melanjutkan semangat pemberdayaan dengan belajar dari falsafah Bina Swadaya. Menurutnya, falsafah Bina Swadaya menjadi sangat relevan ketika generasi milenial di Bina Swadaya berkomitmen untuk melanjutkan Bina Swadaya 50 tahun ke depan.

“Ketika kita memperingati 50 tahun Bina Swadaya semangat itu begitu kuat, para milenial di Bina Swadaya berjanji akan meneruskan jiwa dan raga dari Bina Swadaya. Keberhasilan perjalanan 54 tahun Bina Swadaya bisa dicapai melalui berbagai usaha-usaha kreatif yang dilakukan secara terus-menerus,” ungkap Bambang Ismawan. (Astri)