Bina Trubus Swadaya Peduli Kesehatan Mental Pekerja

Human Resources (HR) Bina Trubus Swadaya (BTS) berkolaborasi dengan Reliance Insurance dan Bumame Healtycare mengadakan Health TalkBurnout di Lingkungan Kerja”. Seminar kesehatan ini menghadirkan Psikolog Klinis dari Bumame Healtycare, Anti Indra Laksmi.

Berlangsung di Wisma Hijau, Selasa (28/10/25), seminar ini dilaksanakan dalam rangka menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja bagi pegawai dan dibuka oleh General Manager HR BTS, Theresia Sudarti. “Sebagai bentuk dukungan HR kepada seluruh pegawai di lingkungan Bina Trubus Swadaya Grup untuk meningkatkan kesadaran dan mengenali tanda-tanda serta faktor pemicu burnout di tempat kerja, belajar tips perencanaan, dan manajemen pengelolaan stres langsung dari ahlinya,” kata Theresia.

Sebelum memulai Health Talk para pegawai mendapatkan layanan mini medical check up (MCU) gratis di lokasi acara. Layanan mini MCU ini mencakup, pengecekan tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol, asam urat, hingga saturasi oksigen.

Memulai materinya, Anti menjelaskan burnout merupakan sebuah sindrom kelelahan secara emosional akibat gejala stres yang disebabkan oleh tekanan tinggi dari peran yang dijalani, batas waktu pengerjaan (deadline), dan kurangnya sumber daya untuk menyelesaikan tugas atau tanggung jawab tersebut.

“Penyebab burnout di tempat kerja yang sering dialami para pegawai, diantaranya work overload, kurangnya apresiasi terhadap pekerjaan, kurangnya rasa memiliki terhadap perusahaan atau lembaga, ketidakadilan dalam lingkungan kerja, hingga persaingan antar karyawan,” ucapnya.

Menurutnya, gejala yang dialami saat karyawan mengalami burnout biasanya bermacam-macam, seperti terkurasnya perasaan fisik dan emosional secara berlebihan (kelelahan), permusuhan fisik terhadap pekerjaan dan hilangnya idealisme bekerja (sinisme), hingga berkurangnya produktivitas serta kompetensi diri dalam menyelesaikan pekerjaan.

Anti juga menjelaskan jalan keluar untuk mengatasi burnout, yaitu optimalisasi lingkungan kerja dan manajemen organisasi, meningkatkan komunikasi dan kepercayaan antar rekan kerja, dukungan untuk mengikuti pelatihan atau layanan konseling mengenai stres dan burnout, work life balance, rotasi dan variasi tugas secara terencana, serta meningkatkan kualitas tidur, dan menjaga kesehatan fisik.

“untuk mengatasi burnout sebaiknya karyawan mengetahui cara self care, sehingga kita menemukan suasana kerja yang nyaman dan suportif,” tambahnya.

Sebelum menutup materinya, Anti mengajak para peserta untuk melakukan aktivitas menyayangi diri sendiri, seperti berolahraga, memanfaatkan hak cuti dan gunakan waktu secara optimal, ataupun kegiatan lain yang mendukung keseimbangan kerja.



Tinggalkan Balasan