Membangun Kelembagaan Lokal yang Mandiri dan Berkesinambungan Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses perubahan yang bertumpu pada kreativitas dan inisiatif masyarakat itu sendiri. Dalam upaya mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan, Bina Swadaya mengembangkan pendekatan berbasis Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai wadah pemberdayaan yang efektif.

Menurut Direktur Bina Swadaya Konsultan Ana Budi Rahayu, KSM harus menjadi ruang bagi masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan mereka sendiri. “Di dalam KSM, harus ada proses yang memungkinkan masyarakat menjalankan kegiatan untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, ada dua elemen utama dalam KSM, yaitu kemandirian dan partisipasi,” ujarnya dalam webinar Bincang-Bincang Wisma Hijau dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Emas, Selasa (25/3/25).

Menurutnya, kemandirian dalam KSM mencakup tiga aspek penting, yaitu kemandirian material, intelektual, dan manajemen. Anggota KSM harus mampu mengelola kelompok secara mandiri dengan struktur organisasi yang baik. Dengan demikian, keberlanjutan program-program yang telah dijalankan dapat terus berjalan.

Lebih lanjut diakui Ana, proses pemberdayaan dalam KSM tidak terjadi secara instan. Perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat membutuhkan tahapan yang sistematis dan berkelanjutan. Ana menjelaskan bahwa tahapan tersebut meliputi:

Animasi: Menumbuhkan kesadaran bahwa masyarakat memiliki potensi dan sumber daya untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Fasilitas: Membantu masyarakat menyusun rencana kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Menyediakan berbagai bentuk dukungan, seperti pelatihan, pembuatan demo farm, studi banding, atau stimulan lainnya yang dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas kelompok. Masyarakat mulai menjalankan rencana kerja yang telah disusun, serta melakukan monitoring dan evaluasi.

Exit Strategy: Pada tahap ini, pendamping secara bertahap mengurangi intervensinya sehingga masyarakat dapat menjalankan program secara mandiri dan berkelanjutan.

“Semua proses ini akan berjalan efektif jika didampingi oleh seorang Community Development Officer (CDO),” tambah Ana.

CDO berperan sebagai fasilitator yang mendorong pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam komunitas. Mereka bertugas memperkuat kapasitas masyarakat melalui keterlibatan aktif, kolaborasi dengan berbagai pihak, serta pembangunan sistem yang memastikan keberlanjutan program.

Untuk menjadi seorang CDO yang ideal, Ana menekankan bahwa mereka harus memiliki kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. CDO harus memahami isu-isu sosial, memiliki keterampilan komunikasi dan organisasi yang kuat, serta mampu membangun kepercayaan dan kemitraan dengan masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Pendekatan KSM yang diterapkan oleh Bina Swadaya telah terbukti mampu menciptakan komunitas yang lebih mandiri dan berdaya. Dengan dukungan fasilitator yang kompeten serta strategi yang tepat, masyarakat dapat terus berkembang dan mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan,” tutupnya.



Tinggalkan Balasan