- Maret 17, 2025
- Posted by: Astri
- Categories: Articles, Artikel, BBWH

Pembangunan nasional adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berperan dalam merumuskan kebijakan, membangun infrastruktur, serta menetapkan regulasi yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat. Namun, keberhasilan pembangunan tidak hanya bergantung pada peran pemerintah semata, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam diskusi bertajuk Ngabuburit Kebangsaan: Rakyat Berdaya, Negara Sejahtera, Ketua Pengurus Yayasan Bina Swadaya, Bayu Krisnamurthi, menegaskan prinsip mendasar: “Negara akan sejahtera jika rakyatnya berdaya.” Menurutnya, kesejahteraan sebuah negara tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi atau kebijakan pemerintah, tetapi juga dari kemampuan rakyatnya untuk mandiri dan berkembang.
Bayu mengutip pemikiran Amartya Sen, seorang ekonom terkenal, yang menyatakan, kemiskinan adalah bentuk ketidakberdayaan. Orang miskin kerap kali terhambat dalam segala akses seperti, sumber daya, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Oleh karena itu, mengentaskan kemiskinan tidak cukup hanya dengan memberi bantuan sesaat, tetapi harus membangun keberdayaan agar mereka mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
“Sebuah negara dapat dikatakan sejahtera jika rakyatnya terbebas dari kemiskinan. Memberdayakan rakyat tidak serta merta harus dilakukan oleh pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama,” tegas Bayu dalam diskusi yang diselenggarakan di Wisma Hijau, Kampus Diklat Bina Swadaya, Cimanggis, Depok, Jumat (7/3/25).
Lebih lanjut, Bayu menjelaskan, kesejahteraan rakyat juga ditentukan oleh kesehatan mereka. Ketika rakyat sakit atau terjebak dalam konflik, keberdayaan mereka pun tergerus. Oleh karena itu, semua definisi dari negara sejahtera adalah rakyat yang berdaya.
“Pemahaman ini perlu terus digaungkan, terutama bagi mereka yang bertanggung jawab mengelola negara, yang bertugas memberdayakan rakyatnya. Namun, ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tambahnya.
Lebih lanjut Bayu mengatakan, salah satu tantangan utama saat ini adalah menggeser paradigma dari memberi bantuan menjadi membangun kemandirian. Misalnya dalam upaya memastikan rakyat mendapatkan makanan bergizi, program Makanan Bergizi Gratis menjadi solusi. Namun, alangkah lebih baik jika rakyat diberdayakan untuk mampu memproduksi makanan bergizi sendiri. Hal yang sama berlaku dalam pengembangan ekonomi, bukan hanya melalui hilirisasi oleh negara, tetapi dengan memberdayakan masyarakat agar mereka mampu menciptakan nilai tambah secara mandiri.
“Saya selalu berprasangka baik bahwa pemimpin dan pengelola negara memiliki niat yang baik,” tuturnya.
Diskusi Ngabuburit Kebangsaan ini juga menjadi refleksi atas perjalanan panjang Bambang Ismawan dalam dunia pemberdayaan. Setiap langkahnya telah menjadi sejarah dalam memperjuangkan keberdayaan masyarakat. Bayu mengajak peserta diskusi untuk memanfaatkan momen ini sebagai pengingat bahwa tugas utama kita adalah membuat orang lain berdaya, sehingga mereka bisa mengembangkan dirinya sendiri, tidak selalu dituntun atau disuapi, dan ini menjadi misi dari Bina Swadaya.
“Yayasan Bina Swadaya, telah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mulai dari petani, pensiunan, pelaku UMKM, hingga korban bencana. Kami berupaya agar mereka bisa bangkit dengan kekuatannya sendiri, karena hanya dengan cara itulah keberdayaan mereka dapat berkelanjutan,” tutupnya.