Sigi Bangkit, Kulawi Kuat

Sambutan Agung Prasetio – Focal Point Person ERCB Foto: valensprana/ERCB

“Sigi Bangkit, Kulawi kuat!” Yel-yel tersebut berkumandang di Gedung Serba Guna yang terletak di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi saat Rahmat Saleh, Direktur Karsa Institute, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Oyong, memberikan sambutan dalam acara penyerahan bantuan untuk 4 desa di Kecamatan Kulawi tersebut.

Ada sebuah pesan yang menarik yang disampaikan Rahmat kepada para penyintas yang hadir. “Kita harus bangkit untuk menjadi lebih baik,” pesan Rahmat. Pesan tersebut dimaksudkan agar para penyintas di Kulawi segera keluar dari rasa keterpurukan akibat bencana dan berbenah untuk masa depan lebih baik serta tidak terus bergantung pada bantuan dari luar.

Acara yang diselenggarakan bersama oleh Konsorsium Emergency Response Capacity Building (ERCB) yang beranggotakan lembaga-lembaga non-pemerintah seperti Pusaka Indonesia, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP), Bina swadaya, Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) serta mendapatkan dukungan luar biasa dari lembaga-lembaga setempat seperti Karsa Institute, Awam Green, dan Yayasan Merah Putih dimaksudkan untuk memberikan bantuan berupa beras sebanyak 16 ton, water purifier, bedding kits minyak kelapa, hygiene kits, dan pipa. Bantuan tersebut diberikan kepada para penyintas di Desa Bolapapu, Boladangko, Tangkulowi, dan Lonca.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut kepala desa dari keempat desa yang mendapatkan bantuan, Camat Kulawi, Kapolsek dan Danramil Kulawi, serta Wakil Bupati Sigi. Setelah sambutan dari Focal Point Person ERCB, Agung Prasetyo, Roli Bagalatu, S.Sos., selaku Camat Kulawi menyampaikan apresiasi atas upaya dari pemerintah setempat yang bersinergi dengan lembaga-lembaga non pemerintah, salah satunya ERCB, sehingga wilayah Kulawi bisa mendapatkan bantuan. “Air mata saya sudah habis. Sejak tanggal 30 September berjibaku dengan situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan,” kata Roli. “Tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Bukti nyata kehadiran Tuhan: hadirnya pemerintah, hadirnya teman-teman LSM untuk membantu mengangkat penderitaan masyarakat,” tambahnya.

Diakhiri dengan penyerahan secara simbolis oleh Wakil Bupati Sigi, Paulina, S.E., M.Si., kepada para pejabat setempat yang hadir, bantuan kemudian didistribusikan kepada warga keempat desa tersebut.

Ditemui selesai acara, Wakil Bupati Sigi, Paulina, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa fokus utama pemerintah daerah Kabupaten Sigi pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi adalah pembangunan Hunian Sementara (Huntara) dan kemungkinan pembangunan Hunian Tetap (Huntap). Prioritas pembangunan huntara tersebut untuk para penyintas yang wilayah tempat tinggalnya hancur, seperti di Desa Jono Oge dan Langaleso. “Pembangunan huntara tersebut tidak harus berkonsep komunal,” kata Paulina. “Namun demikian kami juga masih menunggu hasil riset para ahli untuk menentukan dimana saja zona aman untuk pembangunan huntara,” tambahnya.

Ditanya tentang harapan pemerintah daerah dalam menghadapi masa rehabilitasi dan rekonstruksi, Paulina menyampaikan bahwa pemerintah daerah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Sigi, mengharapkan lembaga-lembaga non pemerintah, seperti ERCB, untuk tetap membantu dalam tahapan tersebut. “Sangat diharapkan kehadiran dan bantuan dari teman-teman LSM agar tahap rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan dengan lebih baik,” tutup Paulina. (mdk)

 

Artikel ini telah dimuat di KAREBA PALU KORO Edisi ke 2 Desember 2018 terbitan Konsorsium ERCB – Emergency Response Capacity Building