Dulu Dianggap Tren Sesaat, Pertumbuhan Organik Global Kini Melesat

Isu perubahan iklim, ketahanan pangan, dan peran pertanian organik dalam memajukan pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi pembahasan utama dalam 8th Organic Asia Congress (OAC) yang berlangsung di Provinsi Ninh Binh, Vietnam, 17—19 September 2025, acara bergengsi ini menarik lebih dari 550 delegasi dari 33 negara dan wilayah, termasuk Indonesia.

Tahun ini, Vietnam menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi Ninh Binh, Tran Anh Dung menyampaikan, ”Perubahan iklim semakin tak terduga mengancam ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan keseimbangan ekosistem. Di Vietnam, kami memprioritaskan pengembangan pertanian yang hijau, bersih, dan organik,”

Presiden IFOAM Asia, Mathew John, dalam sambutannya menyoroti pertumbuhan pasar organik global yang menembus angka €135 miliar. Ia juga menambahkan, “Di Asia, pasar organik tak bisa dianggap remeh. Contohnya di Shanghai Festa yang baru digelar, pasar organik tumbuh sangat besar, bahkan China kini menjadi pasar organik terbesar ketiga dunia.”

Vice President IFOAM Organic International, Marco Schluter menyatakan bahwa pertumbuhan pertanian organik dunia sangat cepat dan menjanjikan. Namun, juga membawa tantangan baru. Senada dengan hal tersebut, Walikota Kisarazu, Jepang, Yoshikuni Watanabe berbagi kemajuan pertanian organik di kotanya.

“Saya sangat yakin pertanian organik adalah solusi masa depan dan mampu mengatasi kesulitan serta tantangan yang dihadapi dunia,” ujarnya.

Sementara Vice President IFOAM Asia, yang juga menjabat Sekretaris Eksekutif Bina Trubus Swadaya, Emilia Setyowati, menyampaikan, Indonesia punya potensi besar dalam pertanian organik.

“Kami hadir di sini untuk belajar dan berbagi pengalaman serta menunjukkan bagaimana petani-petani di Indonesia berjuang mengembangkan pertanian organik,” katanya.

Ia menambahkan, tantangan seperti sertifikasi, pemasaran, dan edukasi kepada petani masih perlu ditingkatkan.

Meski demikian, ia melihat semangat dan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak di Indonesia. Emilia berharap partisipasi ini bisa membuka peluang kerja sama internasional yang lebih luas untuk memajukan pertanian organik Indonesia, juga demi masa depan pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.



Tinggalkan Balasan