Pemuda Asal Banjarnegara Bawa Singkong Go Internasional Lewat Mocaf

Selama ini singkong kerap dilekatkan sebagai makanan marginal. Padahal, singkong merupakan sumber pangan lokal yang potensial dan melimpah di Indonesia. Berangkat atas keprihatinannya tersebut, Riza Azyumarrida Azra, pemuda asal Banjarnegara, Jawa Tengah, lulusan Fakultas Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada (UGM), berupaya menaikkan derajat singkong dengan berinovasi mengolah singkong menjadi tepung Mocaf (modified cassava flour).

Tepung mocaf yang di produksi oleh Rumaf Mocaf yang didirikan oleh Riza Azyumarrida Azra. (Foto: Instagram @azyumarridha.azra).

Lazimnya, seorang lulusan Fakultas Teknik Elektro akan bekerja di sebuah perusahaan besar, tetapi tidak bagi Riza. Ia memilih menjadi sociopreneur dengan memberdayakan petani singkong di wilayahnya.

Keprihatinannya terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Banjarnegara termasuk yang terendah di Jawa Tengah membuat Riza bersama kawan-kawannya mendirikan Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP). SIP bertujuan menginspirasi anak-anak di desa-desa dan pelosok Banjarnegara yang putus sekolah.

Suatu ketika, saat mengembangkan SIP yang mengharuskannya bepergian dari satu desa ke desa lain, membuatnya banyak bertemu petani singkong yang mengeluhkan rendahnya harga singkong. Betapa tidak, saat itu (pada 2017) harga singkong di tingkat petani hanya sebesar Rp200 per kilogram.

“Saat melakukan kegiatan di desa-desa terpencil di Banjarnegara, tidak sedikit petani singkong yang mengeluhkan harga. Saat itu, singkong hanya dihargai Rp200 per kilogram. Murahnya harga yang diterima petani, membuat mereka membiarkan singkongnya membusuk berhektare-hektare,” tutur Founder Rumah Mocaf Indonesia, Riza Azyumarrida Azra ketika menjadi pembicara di Bincang-Bincang Wisma Hijau dengan tema ‘Bersatu Bangun Bangsa, Pangan Lokal Atasi Krisis Global’ yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (28/10).

Banyaknya petani yang mengeluhkan rendahnya harga singkong membuat Riza mencari referensi hingga berkonsultasi dengan para pakar, praktisi, dan akademisi. Dari berbagai referensi tersebut ternyata singkong bisa diolah menjadi tepung mocaf.

Dari situ ia berpikir, Indonesia memiliki pasokan singkong yang melimpah. Pada 2017 FAO mencatat Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar kedua dengan jumlah produksi sebesar 48.744.674.000 ton singkong per tahun.

“Singkong adalah harta karun yang perlu kita kembangkan. Saya melihat singkong sebagai potensi yang sangat besar. Atas dasar itulah, saya mengembangkan singkong menjadi tepung mocaf yang bernilai jual tinggi,” ujarnya.

Mocaf memiliki karakteristik yang hampir sama dengan terigu. Selama ini terigu digunakan di banyak jenis makanan. Padahal, gandum tidak ditanam di Indonesia. Ironis sekali, ketika berbagai jenis makanan menggunakan tepung terigu yang berasal dari 100% gandum impor. Makanan khas Banjarnegara ataupun makanan yang ada di sekeliling kita masih menggunakan tepung terigu. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor terigu terbesar di dunia.

“Rusia dan Ukraina menjadi salah satu produsen gandum. Akibat kedua negara ini tengah berperang, berdampak terhadap melonjaknya harga gandum secara signifikan. Ini bisa menjadi momentum Indonesia berdaulat secara pangan. Dengan harapan, bisa mengurangi ketergantungan masyarakat akan tepung terigu dan menggantinya dengan tepung mocaf yang berasal dari singkong lokal sehingga bisa mengganti impor gandum,” terangnya.

Ironisnya lagi, hampir 98% petani singkong lokal berada di bawah garis kemiskinan. Statistik ini menjadi perhatian Rumah Mocaf Indonesia. Singkong yang diolah menjadi tepung mocaf bisa menjadi pangan alternatif agar kesejahteraan petani singkong meningkat dan Indonesia bisa berdaulat secara pangan.

“Rumah Mocaf Indonesia merupakan sebuah ekosistem hulu-hilir yang mengusung konsep sociopreneur yang menggabungkan kerja sosial dengan bisnis. Kami berharap bisa mengangkat singkong sebagai pangan lokal dan menghapus stigma singkong sebagai makanan orang miskin. Kami akan mengubah sudut pandang orang-orang bahwa singkong dapat diolah menjadi mocaf bisa menggantikan tepung terigu sehingga kita tak perlu lagi melakukan impor terigu lagi dan hanya memanfaatkan singkong yang ditanam di Indonesia. Singkong lebih sehat karena mengandung gluten free, rendah glikemik, dan kaya serat. Bahkan, angka kecukupan gizi (AKG) pada tepung mocaf lebih tinggi dari tepung terigu,” jelasnya menambahkan.

Riza juga mendampingi petani singkong untuk membuat tepung mocaf karena mereka berharap tidak hanya menjual singkong. Banyak petani berhasil memproduksi tepung mocaf. Namun, pembelajaran produksi tepung mocaf justru menimbulkan masalah baru, di mana petani kesulitan memasarkan mocaf.

Riza mengaku sangat bingung karena ia tidak dapat membantu petani memasarkan mocaf karena hanya sebagai relawan pendamping. Saat itu, ia belum memikirkan bagaimana pemasarannya. Melihat persoalan lain muncul, timbul ide untuk menerapkan konsep sociopreneur.

Akhirnya, ia membangun Rumah Mocaf Indonesia sebagai wadah bagi sociopreneur yang bergerak dengan memperhatikan aspek-aspek berkelanjutan, bisnis yang menjalankan pemberdayaan serta harus memiliki dampak sosial.

“Kami menjalankan ethical business principles yang memperhatikan daya dukung alam, tidak mencemari lingkungan, tidak mengeksploitasi petani, tidak merusak hutan. Kami memperhatikan daya dukung alam karena ini merupakan suatu keseimbangan yang harus dijaga, serta menjalankan demokratisasi ekonomi,” ungkapnya.

Saat ini harga 1 kg singkong minimal Rp1.500. Produktivitas petani singkong juga meningkat dengan penerapan sistem pertanian organik. Bila dulu petani hanya mampu menghasilkan 10 ton singkong per 1 hektare, saat ini petani bisa menghasilkan minimal 30 ton singkong per 1 hektare.

“Bila sebelumnya penghasilan petani tidak terukur bahkan rugi, sekarang penghasilan petani dan pengrajin mocaf meningkat 100%. Bahkan, para petani kini memiliki tabungan,” katanya.

Diakui Riza, semua proses dilakukan dengan mengadopsi konsep integrated farming sehingga zero waste. Bahkan, pangsa pasar mocaf kita tidak hanya nasional, tetapi juga global.

“Singkong yang dianggap marginal di negeri sendiri justru diterima di pasar global. Selain memasarkan tepung mocaf ke pasar dalam negeri, Rumah Mocaf Indonesia juga memasarkan tepung mocaf ke sejumlah negara seperti Belgia, Italia, Turki, dan beberapa negara lain,” tutupnya.