- Juli 15, 2024
- Posted by: Astri
- Categories: Articles, Wisma Hijau
Masalah gizi balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi balita stunting mencapai 21,6 persen. Penyebabnya beragam, mulai dari kekurangan asupan makanan bergizi, pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan orang, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial ekonomi yang rendah juga turut memperburuk keadaan. Selain itu, jenis makanan yang diberikan pada balita seringkali kurang bervariasi.
Direktur Wisma Hijau, Florida Sitepu menyatakan, sebagai perusahaan yang bergerak dalam, Wisma Hijau berkomitmen untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian terhadap gizi balita di Kelurahan Mekarsari, Wisma Hijau berkontribusi melalui Program Matahari Si Prima Balita, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk menyajikan menu gizi seimbang, dengan tujuan memaksimalkan periode emas balita dan mencegah stunting.
“Wisma Hijau dipercaya Kelurahan dan Puskesmas Mekarsari untuk menyajikan menu gizi seimbang bagi balita di Kelurahan Mekarsari. Program ini bertujuan memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal balita dengan memberikan asupan nutrisi yang bergizi dan pencegahan stunting,” kata Florida saat ditemui di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, belum lama ini.
Program ini tidak hanya memberikan makanan tambahan, tetapi juga disertai dengan edukasi dan konsultasi gizi untuk orang tua tentang pemberian makanan yang tepat sesuai umur, penyiapan menu makanan, hingga pemilihan bahan makanan.
Ahli Gizi Wisma Hijau, Luthfiyah Rafhasany menjelaskan, sasaran Program PMT adalah balita kekurangan gizi, balita berat badan kurang, dan balita dengan berat badan tidak naik. Tujuannya agar berat badan balita kembali naik sesuai kurva pertumbuhan, sehingga mencegah kondisi stunting.
“Menu PMT yang diberikan pada balita meliputi karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta sayuran. Selain memberikan makanan sehat dengan gizi seimbang, Wisma Hijau juga memberikan edukasi dan konsultasi untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak,” ucap Fifi sapaan akrabnya.
Florida menambahkan, evaluasi dan monitoring dilakukan setiap minggu, termasuk pengukuran berat dan tinggi badan oleh Kader Posyandu Mekarsari, sementara edukasi dan konsultasi gizi dilakukan oleh Ahli Gizi Wisma Hijau. Makanan diantarkan setiap hari oleh OGAN (Ojek Ganteng) dan OCAN (Ojek Cantik) dari kader Kelurahan Mekarsari.
“Saya merasa senang setiap melakukan mengantarkan makanan, karena melihat senyuman para balita yang tidak sabar menyantap makanan dari Wisma Hijau,” ujar Sugeng, OGAN.
Gita, salah seorang Kader Posyandu Mekarsari, menambahkan, untuk Hari Sabtu dan Minggu, orang tua penerima manfaat program PMT hanya menerima bahan makanan yang akan dimasak oleh ibu penerima manfaat. Diskusi di WhatsApp juga dilakukan untuk melibatkan peran serta orang tua, sehingga mereka mendapatkan pengetahuan tentang mengolah berbagai menu makanan dengan gizi seimbang. Harapannya, balita di Kelurahan Mekarsari bebas stunting, sehat, dan cerdas.
Andarika Putri, salah satu orang tua Penerima Manfaat Program Matahari Si Prima Balita mengungkapkan rasa syukurnya. “Terima kasih Wisma Hijau, program ini sangat membantu. Berat anak saya yang semula hanya 9 kg, kini perlahan naik menjadi 10 kg. Saya berharap program ini bisa terus berlanjut,” ucapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Yanah Maryanah, “Saya sakarang jadi tahu dan bisa memasak menu yang bervariasi dengan asupan gizi seimbang. Berat badan anak saya juga mulai bertambah dari 9 kg menjadi 11 kg, senang sekali rasanya. Program ini sangat membantu ibu-ibu seperti saya.”