Menuju Blora Kabupaten Organik

Institut Pertanian Bogor (IPB University) menggelar program Dosen Pulang Kampung di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sabtu (9/8/25). Bertempat di Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian masyarakat yang menjembatani ilmu perguruan tinggi dengan kebutuhan desa.

Kegiatan kali ini difokuskan pada pengelolaan air untuk lahan kering dan penguatan pertanian organik. Tak kurang dari 50 petani Desa Bajo, Sambong, hingga Kradenan hadir untuk belajar langsung dari akademisi dan praktisi.

Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya kepada IPB.

“Tema pengelolaan air untuk lahan kering ini sangat tepat, karena Blora memang daerah kering. Kami bertekad mengembangkan pertanian organik agar masyarakat bisa menghasilkan dan menikmati produk sehat. Tantangan sekarang adalah dukungan harga, agar petani semakin yakin beralih ke organik,” ujarnya mengutip siaran pers IPB.

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Pihaknya berharap Blora bisa dikenal sebagai penghasil padi dan buah organik, serta petani yang semakin berdaya.

Sinergi Kampus dan Desa

Tim IPB University dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Bayu Krisnamurthi, bersama Yanti Nuraeni Muflikh, dan Al-May Abyan Izzy Burhani, SE, M.Si. Prof. Bayu dalam sambutannya menegaskan pentingnya kelembagaan desa dalam mengelola air.

“Blora punya potensi luar biasa. Blora sebagai kabupaten organik, kami sangat mendukung. Saat ini beras organik bisa dikembangkan, dan ke depan harus didorong juga buah-buahan organik. Jika ekosistemnya dibangun dengan baik, Blora bisa menjadi pusat buah-buahan organik di Indonesia,” tegasnya.

Tak hanya dari IPB, dukungan juga datang dari Lembaga Swadaya Masyarakat. Emilia Setyowati, Direktur Eksekutif sekaligus Sekretaris Eksekutif Bina Trubus Swadaya, dalam materinya “Menuju Blora Kabupaten Organik,” ia menggarisbawahi pentingnya ekosistem pendukung.

“Transformasi pertanian organik membutuhkan sinergi, terutama pada aspek produksi, akses pasar, kebijakan, hingga petani. Kita harus mempercepat transformasi pertanian ramah lingkungan di tingkat lokal,” ujarnya.

Para petani peserta kegiatan mengaku mendapatkan ilmu baru, terutama tentang pengelolaan air di lahan kering yang selama ini menjadi tantangan utama mereka. Selain materi, tim IPB dan Bina Swadaya juga menyerahkan bantuan bibit buah dan pupuk organik secara simbolis kepada Kepala Desa Bajo, sebagai bentuk dorongan menuju pertanian ramah lingkungan.

Program ini menjadi unik karena digerakkan oleh para dosen Departemen Agribisnis IPB University yang memiliki ikatan batin dan profesional dengan Kabupaten Blora. Prof Bayu menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk pengabdian dan ikhtiar membangun kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan petani dalam mewujudkan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.



Tinggalkan Balasan