- Mei 26, 2025
- Posted by: Astri
- Categories: Articles, Artikel
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Bina Swadaya. Namun, di tengah berbagai ujian tersebut, Bina Swadaya tetap mampu menjaga nyala semangat pemberdayaan dan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58, Ketua Pengurus Yayasan Bina Swadaya, Bayu Krisnamurthi, mengajak seluruh insan Bina Swadaya untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi dengan tiga kata kunci: mensyukuri, memperbaiki, dan memberi.
“Tahun 2024—2025 bukan tahun yang mudah. Kita mengalami banyak sekali tantangan, tetapi Alhamdulillah patut kita syukuri karena kegiatan-kegiatan Bina Swadaya tetap berjalan, dan para karyawan tetap memperoleh hak-haknya,” ujar Bayu, disela-sela syukuran perjalanan 58 tahun Bina Swadaya yang diselenggarakan di Wisma Hijau, Sabtu (24/5/25).
Baginya, keberlangsungan Bina Swadaya di tengah situasi yang tidak menentu adalah anugerah yang patut disyukuri. Namun, ia menegaskan bahwa rasa syukur tidak boleh berhenti pada ucapan semata. Mensyukuri juga berarti terus memperbaiki dan melanjutkan ikhtiar, agar apa yang telah dirintis menjadi lebih baik, lebih berdampak, dan lebih berarti bagi masyarakat.
“Hakikat bersyukur yang paling baik adalah dengan melanjutkan kegiatan, artinya terus memperbaiki apa yang kita punya. Dan semua itu adalah bagian dari tekad untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat, organisasi, dan keluarga,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bayu juga mengajak seluruh komponen Bina Swadaya untuk terbuka pada perubahan dan menyambut berbagai terobosan baru. Salah satunya adalah keterlibatan Bina Swadaya dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi tantangan sekaligus peluang untuk berkontribusi dalam isu ketahanan pangan dan gizi anak bangsa.
“Program ini menuntut kita untuk menata banyak hal agar bisa berjalan baik. Kita harus menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada, termasuk belajar dari pelaksanaan oleh pihak lain,” jelasnya.
Tak hanya itu, komitmen Bina Swadaya dalam mendukung keberlanjutan juga terus diperkuat. Melalui program meforTree, Bina Swadaya aktif mendorong penanaman pohon sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan. Di sisi lain, kegiatan Social Humanitarian and Emergency Response (SHER) tetap digalakkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam situasi darurat dan kemanusiaan.
Unit-unit usaha seperti Toko Trubus, Bina Swadaya Konsultan, dan inisiatif lainnya juga terus didorong untuk memberikan dampak lebih luas. Bina Swadaya Konsultan, misalnya, kini tengah bertransformasi agar mampu mendampingi lebih banyak perusahaan dalam menjalankan program CSR.
“Terobosan baru kita sambut, yang selama ini sudah jalan kita perkuat,” tutup Bayu.
Peringatan HUT ke-58 bukan hanya momen untuk meningkatkan rasa syukur, tetapi juga penanda arah baru bagi Bina Swadaya. Dengan semangat mensyukuri, memperbaiki, dan memberi, keluarga besar Bina Swadaya diingatkan kembali akan jati dirinya: menjadi organisasi yang konsisten memperjuangkan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan.
Usia 58 tahun bukanlah akhir perjalanan, melainkan titik tolak untuk terus menapaki jalan pengabdian. Karena di setiap tantangan, selalu ada ruang untuk perbaikan. Dan dari setiap perbaikan, selalu lahir kesempatan untuk memberi manfaat lebih besar bagi sesama.