- September 2, 2025
- Posted by: Astri
- Categories: Articles, Artikel

Distrik Lingqiu, Kota Datong, Provinsi Shanxi, China mencuri perhatian dunia berkat keberhasilan pertanian organiknya yang mampu mengubah nasib desa-desa miskin. Transformasi yang mengagumkan ini menjadi topik utama dalam Kongres Distrik Organik Dunia ketiga (The 3rd Organic District World Congress) yang berlangsung di Lingqiu.
Acara bergengsi ini mempertemukan lebih dari 150 pakar dan akademisi dari 25 negara dan wilayah, termasuk Italia, Jerman, dan Indonesia. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan bagaimana pertanian organik dapat menjadi percepatan pembangunan ekonomi berkelanjutan, sekaligus solusi untuk tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan degradasi lahan.
Menurut Walikota Datong, Liu Junyi, Distrik Lingqiu telah merintis pengembangan pertanian organik sejak 2013. Inisiatif ini telah memicu transformasi industri dan pembangunan pedesaan, menjadikan Distrik Lingqiu sebagai salah satu percontohan pertanian unggulan di Shanxi Utara.
“Distrik Datong akan terus memperdalam pertukaran dan kerja sama internasional, berupaya mencapai kemajuan dan pencapaian baru dalam pengembangan pertanian organik,” jelas Liu dikutip dari ecns.cn.
Hingga kini, Lingqiu berhasil mengolah lahan seluas 16.473 hektar sesuai standar organik, membangun jalan setapak 1.200 meter, dan membangun fasilitas produksi untuk 133 varietas produk organik bersertifikasi. Total nilai hasil pertanian mencapai 570 juta yuan (sekitar 79,6 juta dolar AS).
Desa Chece di Lingqiu, yang dulunya dikenal sebagai desa miskin, kini menjadi percontohan untuk pengembangan komunitas organik dan penanggulangan kemiskinan. Keberhasilannya menarik perhatian dunia dan menjadi studi kasus inspiratif serta revitalisasi pedesaan.
Membawa perspetif dari Indonesia, Ketua DPRD Kota Bogor, Adityawarman Adil dan Bupati Blora Arief Rahman. Dalam pidatonya Adityawarman menyebut pertanian organik sebagai sebuah jembatan.
“Jika kita mengubah kebiasaan, kita bisa mengubah hasil panen. Jika kita mengubah kebijakan, maka kita bisa mengubah kemungkinan. Jika kita mengubah pola pikir, kita akan mengubah masa depan,” tegasnya.
Ia menambahkan, kongres ini adalah sebuah gerakan untuk menyatukan kota, distrik, dan bangsa. Dalam upaya menciptakan rumah yang lebih hijau, planet yang lebih sehat, dan masa depan yang berkelanjutan.
Bupati Blora, Arief Rohman, juga mengungkapkan ketertarikannya. Ia mengatakan, kondisi Datong mirip dengan Blora, sehingga terinspirasi untuk memulihkan tanah yang rusak dengan sistem organik.
Vice President IFOAM Asia sekaligus Sekretaris Eksekutif Bina Trubus Swadaya, Emilia Setyowati, mengungkapkan kekagumannya terhadap transformasi di Chece.
“Desa ini berhasil bertransformasi menjadi komunitas organik dan membantu warganya keluar dari kemiskinan. Pertanian organik dan pariwisata di desa ini terintegrasi,” tuturnya.
keberhasilan Desa Cheche menjadi inspirasi bagi Indonesia. Dengan strategi yang tepat, pertanian organik mampu menjadi pendorong untuk membangun masyarakat dan komunitas yang terintegrasi, serta mengentaskan kemiskinan di berbagai daerah di tanah air.