Bambang Ismawan: Kepemimpinan Perempuan Berakar dari Ibu Hebat dalam Keluarga

Peran perempuan modern telah mengalami transformasi, tak lagi dibatasi oleh peran tradisional. Saat ini, perempuan semakin banyak menduduki posisi penting, menjadi pemimpin di berbagai sektor pekerjaan, bahkan mampu mengintegrasikan peran profesional dan peran sebagai ibu dengan sukses. Walaupun demikian, stereotip yang melekat dalam masyarakat masih menghambat perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan secara keseluruhan.

Melihat urgensi peningkatan kualitas diri perempuan, Institut Ibu Profesional, komunitas yang berfokus pada hal tersebut, menggelar workshop Sekolah Perempuan Pemimpin (SEPPIM). Acara yang diselenggarakan pada Jumat, (3/10/25), di Wisma Hijau, menghadirkan Bambang Ismawan, Pendiri Yayasan Bina Swadaya, sebagai salah satu pembicara.

Inspirasi Ibu dan Falsafah Kepemimpinan

Bambang Ismawan mengawali diskusi dengan mengenang sosok ‘Ibu’ yang menjadi sumber inspirasi dan modal dasar kehidupannya, meskipun kebersamaan mereka hanya berlangsung 14 tahun karena sang ibu meninggal pada usia 35 tahun. Cerita itu sekaligus menegaskan bahwa spirit kepemimpinan, komitmen, dan kemandirian seringkali berakar dari sosok perempuan hebat di dalam keluarga.

Di hadapan para peserta SEPPIM, Bambang membagikan falsafah kepemimpinan yang ia dapatkan saat mengikuti Banking with the Poor Workshop di Brisbane University, Australia, yaitu “Managing is coaching”. Ia menegaskan “Ungkapan ini merefleksikan metode yang diterapkan di Bina Swadaya sejak awal berdiri. Mengelola sesuatu (perusahaan, organisasi, atau yayasan) sama dengan coaching.”

Ia menjelaskan bahwa Yayasan Bina Swadaya didirikan sebagai lembaga wirausaha sosial yang berfokus pada pembangunan sosial berkelanjutan melalui solusi kewirausahaan. Aktivitasnya mencakup penanggulangan kemiskinan, pengembangan lapangan kerja, serta pelestarian lingkungan.

Filosofi managing is coaching berarti kepemimpinan yang berorientasi pada pengembangan potensi, pendampingan, dan pemberdayaan. Pendekatan ini erat kaitannya dengan peran perempuan, baik sebagai manajer keluarga dan profesional, yang dituntut untuk mampu membina (coaching) anggota keluarganya sendiri agar mandiri dan berkembang.

Pada kesempatan yang sama, Pendiri Institut Ibu Profesional, Septi Peni Wulandari menyampaikan apresiasinya. Ia menyebut pelajaran dari Bambang Ismawan sebagai contoh bagaimana sebuah gerakan sosial dapat tumbuh menjadi gerakan kemandirian wirausaha sosial.



Tinggalkan Balasan