- April 6, 2021
- Posted by: AstriSO93
- Categories: Artikel, Gerakan Revitalisasi Desa, Peristiwa
SDGs (Suistanable Development Goals) Desa merupakan konsep pembangunan global yang dilaksanakan secara nasional dengan menambahkan poin kelembagaan desa dinamis dan budaya desa yang adaptif. SDGs sendiri menjadi konsep pembangunan berkelanjutan bangsa-bangsa yang menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia, hingga 2030.
“Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar dalam bukunya SDGs Desa menyatakan perlu dibentuk SDGs Desa dengan menambahkan satu goals, yakni kelembagaan desa dinamis dan budaya desa yang adaptif,” kata Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan ketika menjadi narasumber pada diskusi publik yang diselenggarakan Pokja Masyarakat Sipil, Selasa, 6 April 2021.
Komitmen Indonesia dalam melaksanakan SDGs ditegaskan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan. Kontekstualisasi SDGs dalam SDGs Desa ada pada delapan belas tujuan pembangunan berkelanjutan desa.
Dalam buku SDGs Desa: Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar mengungkapkan bahwa SDGs desa dilihat pada dua aspek. Pertama, aspek kewargaan. Hal ini tercermin pada SDGs Desa nomor 1—6, yakni Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Tanpa Kelaparan, Desa Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Desa Berkualitas, Keterlibatan Perempuan Desa, serta Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi.
Kedua, aspek kewilayahan. Aspek ini terlihat pada SDGs Desa nomor 7—18, yakni Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan, Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata, Infrastruktur dan Ekonomi Desa Sesuai Kebutuhan, Desa Tanpa Kesenjangan, Kawasan Pemukiman Desa Aman dan Nyaman, Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan, Desa Tanggap Perubahan Iklim, Desa Peduli Lingkungan Laut, Desa Peduli Lingkungan Darat, Desa Damai Berkeadilan, Kemitraan untuk Pembangunan, serta Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.
Diakui Bambang, Gerakan Revitalisasi Desa (GRD) yang telah dilakukan Bina Swadaya senada dengan konsep SDGs Desa yang digagas Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar.
“Kami merasa Gerakan Revitalisasi Desa dengan adanya goals ke-18 dari SDGs Desa seperti tumbu menemukan tutupnya. Melalui Gerakan Revitalisasi Desa, kami sama-sama memperjuangkan infrastruktur nonfisik berupa kelembagaan masyarakat. Kerja sama antara SDGs Desa dengan Gerakan Revitalisasi Desa memungkinkan percepatan pembangunan berkelanjutan di desa,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pelayanan Sosial Dasar Kemendes PDTT, Bito Wikantosa, mengungkapkan bahwa Gerakan Revitalisasi Desa yang dilakukan Bina Swadaya sangat inspiratif.
“Melalui Pak Bambang Ismawan kita semua diingatkan bahwa membangun desa bukan menciptakan elitisme baru. Saya setuju dengan beliau, desa itu milik rakyat. Sehingga ketika kita ingin memajukan desa, tujuannya itu jelas untuk masyarakat,” ucapnya.
Bito menilai saat Bambang Ismawan menulis soal BUMDes yang berwatakan kewirausahawan sosial, ini menjadi terlihat. Menurutnya, jika BUMDes hanya berorientasi akumulasi kapital dan hanya mengejar pendapatan asli desa, watak elitis sangat kuat.
Menurut Bito, melalui konsep Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibangun Bambang Ismawan di desa-desa, mengingatkan kepada kita bahwa desa dibentuk dan dibangun untuk kelompok-kelompok marginal dan rentan. KSM dibangun untuk melindungi masyarakat yang termarginalkan sehingga masyarakat bisa membangun kehidupan yang layak.
Dengan konsep No One Left Behind yang diaplikasikan oleh Bambang Ismawan, kita akan membangun desa dengan konsep kerakyatan. Kuncinya memang harus mempunyai kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang kuat di berbagai isu, mulai dari isu lingkungan hidup, ekonomi produktif, pelayanan sosial, hingga perlindungan dan gerakan pemberdayaan kepada perempuan. Kelompok-kelompok keswadayaan ini harus tumbuh di tingkat masyarakat sebagai elemen-elemen pembangun desa.
“Kita harus berterima kasih dengan apa yang disumbangkan Pak Bambang Ismawan lewat buku Gerakan Revitalisasi Desa. Yang dilakukan Pak Bambang sangat inspiratif. Kalau kita mendorong pembentukan BUMDes, orientasinya tidak akumulasi kapital,” ungkap Bito.
Menurut Bambang Ismawan, BUMDes harus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat yang marginal dan rentan dengan melahirkan kelompok swadaya masyarakat yang tumbuh bersama. Dengan begitu, bukan elit yang menikmati pertumbuhan di desa.
“Pak Bambang menjadi spirit kami dalam mendorong SDGs Desa. SDGs Desa juga harus jelas keberpihakannya, No One Left Behind sudah jelas keberpihakannya kepada kelompok marginal dan rentan. Terima kasih Pak Bambang,” tutup Bito.