Asep Mardi Buka Lapangan Kerja Berkat Bisnis Jamur Tiram

Menjadi sukses dan memiliki banyak uang bukan hal yang mudah didapat. Bahkan, seseorang harus gagal berkali-kali hingga akhirnya bisa mencapai kesuksesan yang diinginkan. Sama halnya yang dialami oleh Asep Mardi Rinaldi yang sukses membuka lapangan kerja di desanya berkat bisnis jamur tiram.

Meskipun pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnis jamur karena keterbatasan modal dan pengetahuan, tidak membuat Asep menyerah dan pasrah. Mitra petani Bina Swadaya asal Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini berhasil memanfaatkan potensi dan peluang bisnis jamur tiram dan dinobatkan sebagai Duta Petani Milenial Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Kegagalan yang dialami oleh Asep membuatnya membulatkan tekad. Ia kembali bangkit memulai bisnis jamur tiram. Asep meyakini, bisnis jamur punya peluang yang sangat baik. Kembalinya Asep memulai bisnis jamur pun tak berjalan mulus. Asep kerap menerima cacian dan diremehkan banyak orang.

“Ketika akan memulai bisnis jamur kembali, saya diremehkan. Banyak orang memperkirakan usaha yang saya lakukan ini sia-sia, tidak punya masa depan dan tidak akan berhasil,” kata Asep menceritakan kisahnya dalam Bincang-Bincang Wisma Hijau dengan tema ‘Pemberdayaan Perempuan Petani Jamur’ yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (15/3).

Kerja keras Asep kini mulai menuai hasil. Jamur tiram menjadi peluang menjanjikan di masa pandemi Covid-19. Selain tak membutuhkan lahan luas, permintaan jamur tiram sebagai bahan makanan semakin meningkat lantaran dalam proses budidayanya tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia.

Saat ini Asep mengelola tiga kumbung jamur tiram. Setiap kumbung (rumah jamur) mampu menghasilkan 10 ribu hingga 13 ribu baglog jamur. Bahkan, karena banyaknya permintaan, Asep kerap kewalahan dan tak mampu memenuhi permintaan, baik dalam bentuk baglog jamur maupun jamur yang telah dipanen.

Hubungan antara Asep dan para karyawannya tak hanya sebatas pekerja dan pemberi kerja. Ia membuka kesempatan kepada para pekerjanya untuk bermitra dengannya melalui skema plasma jamur. Hal ini sejalan dengan semangat kewirausahaan sosial yang diusung oleh Bina Swadaya. Usaha yang dijalankan tidak hanya berorientasi keuntungan, tetapi juga membuat perubahan bagi banyak orang di sekitar tempat usaha.

Selain membuka lapangan kerja yang lebih luas, usaha jamur tiram ini berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. Para laki-laki bekerja sebagai pembuat kumbung, pembuat baglog seperti pengadukan, pengepresan, pengukusan, dan pengangkutan. Sementara itu, para perempuan mengemas baglog, memasang cincin baglog, memanen, dan mengemas jamur.

“Alhamdulillah, saat ini saya memiliki 5 pekerja laki-laki dan 12 pekerja perempuan, yang kini secara rutin mendapatkan penghasilan dari usaha jamur tiram,” tutur Asep.

Melalui pendampingan dari Bina Swadaya, Asep Mardi difasilitasi pembuatan website untuk mempromosikan berbagai layanan, mulai dari investasi, pelatihan, hingga pemasaran jamur melalui brand ‘Jamur Semar’ yang bisa diakses di rumahjamurjonggolpintar.business.site.

Bina Swadaya turut mendorong masuknya investasi agar perputaran ekonomi Desa Sukadamai berkembang. Usaha plasma jamur Asep Mardi ini mampu meningkatkan perekonomian bagi para pekerja yang berstatus sebagai mitra. Sementara itu, pengelolaan kumbung balandongan dilakukan oleh para perempuan, khususnya ibu rumah tangga, yang dapat menambah sumber penghasilan keluarga.

Salah seorang pekerja perempuan Asep Mardi, Yuyun, mengaku sangat bersyukur dapat bergabung dalam usaha jamur tiram tersebut. Sebelumnya, Yuyun hanya bekerja di pabrik. Kini, setelah ia bergabung dengan usaha jamur tiram Asep Mardi, ia memperoleh pendapatan rutin tanpa mengganggu kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah, saya dan para pekerja perempuan lainnya sangat terbantu dengan usaha jamur tiram ini. Selain itu, berkat Kang Asep, kami, para ibu-ibu rumah tangga, memiliki kegiatan yang sangat produktif dan memiliki kesempatan untuk berkembang melalui jamur tiram,” tutur Yuyun.

Model bisnis jamur tiram yang dikembangkan Asep Mardi dan Bina Swadaya ini tersebar di beberapa dusun dan desa di Kecamatan Sukamakmur. Jika dikalkulasi, akumulasi hasil panen jamur tiram di Desa Sukadamai bisa mencapai 5 kuintal sampai 1 ton per hari.

Usaha jamur tiram memiliki potensi sebagai pendongkrak ekonomi desa. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya petani jamur baru yang tadinya sekadar pekerja. Sulitnya masyarakat beralih mata pencaharian dari buruh/pekerja menjadi wirausaha menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di desa. Melalui usaha jamur tiram yang tidak membutuhkan lahan luas dan dapat dimulai dengan pola plasma memanfaatkan balandongan, perlahan ekonomi desa mulai menggeliat.