Dari Piring Bergizi untuk Tumbuhkan Harapan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di berbagai sekolah di Indonesia. Program ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak-anak usia sekolah. Dari piring berisi makanan bergizi, lahir energi dan semangat untuk belajar. Anak-anak adalah masa depan bangsa, dan melalui mereka harapan Indonesia dititipkan.

Selain memberikan manfaat langsung bagi tumbuh kembang anak, program MBG juga bertujuan memberdayakan pelaku usaha mikro, mendorong ekonomi kerakyatan, serta menstimulasi pertumbuhan nasional. Dalam pelaksanaannya, pemerintah juga melibatkan sektor swasta untuk memperkuat implementasi program.

Berdasarkan studi World Bank pada 2024, pemberian makan bergizi di sekolah terbukti dapat meningkatkan kehadiran siswa, partisipasi belajar, serta menurunkan angka malnutrisi. Di beberapa negara maju, studi menunjukkan bahwa tambahan berupa peningkatan risiko obesitas dan diabetes sejak dini pada anak usia sekolah. Sementara itu, data United Nations World Food Programme (2021) menunjukkan bahwa program serupa di Afrika berhasil memperluas akses pasar bagi petani lokal, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi jejak karbon.

Di Indonesia, Program MBG secara resmi dimulai pada 6 Januari 2025 dan akan ditetapkan secara bertahap di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/sederajat, di seluruh kabupaten/kota. Salah satu prinsip utama pelaksanaannya adalah memanfaatkan bahan pangan lokal dalam penyediaan makanan.

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024, pemerintah menunjuk Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pemenuhan gizi nasional. BGN kemudian menetapkan empat kelompok utama penerima manfaat Program MBG, yaitu: Peserta didik di jenjang PAUD, pendidikan dasar, menengah, kejuruan, keagamaan, pendidikan khusus, layanan khusus, hingga pesantren. Kelompok ini menjadi prioritas karena berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, di mana gizi yang cukup sangat penting untuk proses belajar dan pembentukan fungsi kognitif.

Anak usia di bawah lima tahun (balita). Masa ini merupakan periode emas tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi di usia ini bisa berdampak jangka panjang dan sulit dipulihkan.

Ibu hamil. Gizi seimbang selama kehamilan dapat mencegah komplikasi, kelahiran prematur, serta mencegah stunting pada bayi.

Ibu menyusui. Asupan gizi yang baik mendukung kualitas ASI dan tumbuh kembang bayi yang optimal.

Permasalahan gizi ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya makanan, tetapi juga rendahnya kesadaran akan pentingnya pola seimbang, terbatasnya akses pangan, dan kondisi ekonomi keluarga.

Implementasi MBG di Mekarsari, Cimanggis, Depok

Di kelurahan Mekarsari, Cimanggis, Kota Depok, pelaksanaan MBG dikelola melalui pembukaan dapur umum oleh Yayasan Bina Trubus Swadaya, atas kepercayaan dari BGN.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Mekarsari, Cimanggis, Kota Depok, Nova Ariani, mengatakan bahwa sebanyak 42 relawan terlibat dalam pelaksanaan program ini, ia mengapresiasi dukungan penuh dari Yayasan Bina Trubus Swadaya.

“Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari Yayasan Bina Trubus Swadaya karena benar-benar menyediakan fasilitas dapur MBG dengan sangat baik,” ujar Nova.

Menurutnya, mulai dari bangunan hingga peralatan dapur yang disediakan sangat layak dan memenuhi standar BGN. Dapur MBG yang dibangun pun bersih, memadai, dan beroperasi dengan efisien.

“Harapan saya, kita bisa terus tumbuh bersama kemudian memperluas jangkauan penerima manfaat. Saat ini kita telah menjangkau 3.268 penerima manfaat dari target 3.500,” tambahnya.

Tim pelaksana terdiri dari berbagai bagian seperti asisten lapangan, tim persiapan, tim memasak, distribusi, pemorsian, kebersihan, hingga pencucian wadah makan (ompreng). Para relawan ini merupakan warga sekitar Mekarsari yang ikut aktif mendukung program.

Salah satu relawan, Abdul Basyid, yang bertugas mencuci ompreng menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami bersyukur karena program ini membuka lapangan kerja bagi kami. Di sini kami tidak hanya bekerja, tetapi juga merasa bangga karena bisa ikut menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.



Tinggalkan Balasan