Perkuat Manajemen Kelompok, KTH Desa Galudra Siap Berdaya

Dikelilingi hutan yang kaya sumber daya, Desa Galudra, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memiliki potensi alam yang melimpah. Namun, tanpa manajemen kelompok yang kuat, pemanfaatannya kurang optimal.

Sejak dibentuk pada September 2024, Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Galudra terkendala dalam mengelola organisasi mereka. kurangnya pemahaman tentang struktur kelompok, administrasi, dan tata kelola organisasi menyebabkan operasional mereka tidak efektif. Akibat keterbatasan lahan, beberapa petani terpaksa menggarap kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) demi bertahan hidup.

Menyadari pentingnya solusi berkelanjutan, Medco Foundation, TNGGP, dan Bina Trubus Swadaya berkolaborasi memberikan Pelatihan Manajemen Kelompok bagi KTH Anggun, Kencana Ngahiji, Sauyunan Lestari, dan Kelompok Pengolahan Sampah Cakrawala dan Puspa Lestari. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kelembagaan KTH agar lebih efektif sesuai dengan perannya, mencapai tujuan bersama secara berkelanjutan.

Membangun Manajemen Kelompok yang Lebih Kuat

Pelatihan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang diawali dengan kegiatan penanaman pohon dan pemetaan sosial. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa KTH di Desa Galudra belum memiliki struktur organisasi yang jelas. Padahal, kelompok yang dikelola dengan baik dapat menjadi motor penggerak peningkatan kesejahteraan dan pengembangan usaha bersama.

Lead Fasilitator Manajemen Kelompok Bina Trubus Swadaya, Mohammad Mudlofar, menjelaskan bahwa hasil assessment sebelumnya menunjukkan minimnya pengetahuan dalam pengelolaan kelompok di wilayah TNGGP.

“Selama dua hari ini, kami mengadakan Pelatihan Manajemen kelompok untuk meningkatkan kapasitas KTH di Desa Galudra. Harapannya para petani dapat lebih mandiri dalam mengelola organisasi mereka,” kata Mudlofar di sela-sela pelatihan yang dilakukan di Balai TNGGP, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Selama pelatihan, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengelolaan kelompok yang efektif dan berkelanjutan. Materi yang diberikan meliputi:

Hari Pertama: Dasar-Dasar Organisasi Kelompok

Sesi ini difasilitasi oleh Mohammad Mudlofar, yang membahas, tujuan dan manfaat kelompok hingga prinsip dasar kelompok.

Sesi berikutnya difasilitasi oleh Bagus Trianggono, Tim Pendamping Bina Trubus Swadaya, yang menjelaskan, struktur dan tugas kepengurusan serta prinsip Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Hari Kedua: Administrasi, Permodalan, dan Kemitraan

Peserta mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan administrasi kelompok, permodalan, pengembangan usaha produktif, serta membangun jejaring kemitraan. Sesi ini juga diakhiri dengan evaluasi untuk memastikan keberlanjutan program dan efektivitas pelatihan.

Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, mengapresiasi kolaborasi ini dan menekankan pentingnya kemitraan dalam konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Medco Foundation dan Bina Trubus Swadaya. Program ini menjadi bagian dari upaya kami mendekatkan masyarakat dengan kawasan TNGGP, sehingga mereka bisa turut serta dalam pengelolaan hutan melalui kegiatan penanaman, peningkatan usaha ekonomi produktif, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia,” ujarnya.

Para peserta pelatihan merasa mendapatkan wawasan baru yang sangat bermanfaat. Ketua KTH Kencana Ngahiji, Muhidin, mengungkapkan antusiasmenya, “Sebelumnya saya sama sekali tidak tahu cara mengelola organisasi, karena saya hanya seorang petani. Alhamdulillah, pelatihan ini sangat bermanfaat sebagai bekal saya dan petani lainnya untuk memahami bagaimana mengelola kelompok dengan baik,” tuturnya.

Ketua KTH Sauyunan Lestari, Yadin Sutisna, juga merasa puas dengan materi yang diberikan, “Selama dua hari, pelatihan ini benar-benar berkesan. Penyampaian materinya sangat jelas dan mudah dipahami,” ujarnya.

Sebagai penutup, Adhi Nurul Hadi berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang, melibatkan berbagai stakeholder, dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sekitar TNGGP.

“Kami ingin masyarakat bisa berkolaborasi dengan petugas TNGGP, stakeholder lain, swasta, akademisi, hingga media untuk bersama-sama menjaga kelestarian TNGGP,” tutupnya.

Dengan dukungan Medco Foundation, TNGGP, dan Bina Trubus Swadaya, KTH Desa Galudra kini lebih siap mengelola kelompoknya dan berkontribusi dalam upaya konservasi hutan. Pelatihan dan pendampingan ini diharapkan tidak hanya memperkuat kemandirian KTH, tetapi juga menjadi contoh bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Ke depan, model pelatihan ini berpotensi diterapkan di desa-desa lain untuk menciptakan keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.



Tinggalkan Balasan