- Oktober 14, 2025
- Posted by: Astri
- Categories: Articles, Artikel, Bina Swadaya Konsultan

Program Pilot Market Driven Organic Dairy in Indonesia (MDOD) adalah program percontohan pengembangan susu organik yang telah berjalan selama empat tahun di Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dalam pelaksanaannya, Yayasan Bina Swadaya berperan memberikan pendampingan intensif kepada peternak sapi perah di Nongkojajar untuk melakukan konversi (peralihan) ke sistem peternakan organik.
Pendampingan yang diterapkan adalah sistem ‘live in’ dilokasi program. Live in memungkinkan para pendamping untuk hidup dan bersosialisasi langsung bersama peternak (penerima manfaat). Tujuannya adalah membangn keakraban dan kepercayaan, sehingga proses transfer pengetahuan dan informasi dapat berjalan lebih optimal.
Hasilnya, para peternak merasa lebih mudah berdiskusi dan berkosultasi dengan tim pendamping. Selain itu, tenaga ahli Bina Swadaya juga secara rutin berkunjung ke rumah-rumah peternak. Kunjungan dilakukan untuk memantau perkembangan perawatan sapi, pemberian pakan herbal (jamu-jamuan) untuk sapi, produksi susu, hingga perbaikan kondisi kandang.
Selain pendampingan individu, tim juga melakukan pelatihan rutin secara bergilir di kelompok-kelompok peternak. Pelatihan ini diadakan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan praktik peternakan sapi perah organik.
Salah seorang peternak sapi perah, Umi, dari Kelompok Kawi 5 Desa Njelak, Kecamatan Tutur, mengungkapkan manfaat yang dirasakannya. “Saya merasa senang ada tim Bina Swadaya di Nongkojajar, saya merasa tidak sendiri dalam merawat sapi. Dulu, saya sering bingung dan panik saat sapi saya sakit. Setelah ada tim pendamping Bina Swadaya bersama dokter hewan yang mengajari saya membuat jamu-jamuan dan merawat sapi dengan lebih baik, saya tidak bingung lagi melakukan penanganan cepat jika ada yang sakit. Kami berharap tim pendamping terus ada di Nongkojajar dan membantu kami, peternak sapi,” ujarnya.
Meski proses pendampingan tak selalu berjalan mulus, perlahan-lahan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan mulai dipahami dan diterapkan oleh para peternak. Bahkan, beberapa peternak dinilai telah mandiri dan mampu beternak dengan baik. Mereka kini membantu tim pendamping dalam mengedukasi peternak lain untuk mengikuti jejaknya konversi ke sistem peternakan organik.
Semangat para pendamping dalam memberikan pelatihan dan mendampingi peternak sapi perah di Nongkojajar tidak pernah surut. Kerja keras yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik. Sejak akhir 2021 (awal pelaksanaan program MDOD) hingga Agustus 2025, jumlah peternak yang terlibat dalma program ini mencapai 2.000 orang.
Selain itu, terjadi peningkatan jumlah peternak yang telah tersertifikasi organik oleh lembaga sertifikasi (LeSOS Indonesia). Jumlahnya meningkat dua kali lipat,dari 19 peternak pada 2022—2023 menjadi 38 peternak pada 2024. Peningkatan jumlah peternak tersertifikasi ini tentu berkontribusi pada peningkatan hasil produk susu.
Hal ini membuktikan bahwa melalui pendampingan, peternak menjadi lebih terampil dalam memelihara sapi, memberikan pakan dan herbal yang tepat, yang pada akhirnya meningkatkan daya tahan tubuh sapi ternak. Peningkatan kesehatan sapi ini berdampak pada melimpahnya produksi susu.
Melihat keberhasilan dari pendampingan dan pelatihan yang telah dilakukan, Steering Committee Meeting yang terdiri dari anggota Konsorsium MDOD memberikan arahan kepada Bina Swadaya untuk memperluas cakupan program dengan mendampingi dan melatih peternak sapi perah di wilayah lain. Perluasan ini bertujuan untuk mereplikasi peningkatan kualitas peternak, kesejahteraan sapi, dan penguatan kelembagaan kelompok peter di wilayah lain, serupa dengan capaian yang sukses dilakukan di Nongkojajar.