Intan Hapsari (23) menambah deretan wirausaha pemula di Tanah Air yang sukses. Perempuan yang baru lulus dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten itu kini dikenal sebagai wirausaha produk hijab dengan merek Agnya.
Perempuan berparas cantik ini mulai mencoba bisnis hijab sejak duduk di semester 5 pada 2013. Bermodalkan 500 ribu rupiah tabungan uang bulanan dari orang tua, dia membeli hijab dari pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat lalu dijual kepada kalangan mahasiswi.
Tidak cuma hijab, bahkan dia sempat berdagang pakaian impor bekas yang dibeli dari Pasar Senen. Tapi usaha ini tidak diteruskan meski cukup menguntungkan. “Pakaian bekas yang saya beli, sebelum dijual saya laundry. Dapat untung 5 juta rupiah dalam dua minggu,” kata Intan saat memaparkan kisahnya memulai berwirausaha kepada wartawan di Jakarta akhir pekan kemarin. Sambil kuliah, bisnis hijab ditekuninya dengan serius.
Usahanya mulai berkembang setelah mendapat bantuan dana dari program Wirausaha Pemula (WP) yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM. Dia berhasil lolos dalam seleksi proposal bisnis Wirausaha Pemula dan berhak mendapatkan bantuan dana Kementerian Koperasi dan UKM.
“Saya mendapatkan bantuan dana 14 juta rupiah,” kata perempuan berhijab ini. Bantuan modal itu membuatnya percaya diri mengembangkan bisnis hijab. Dia mulai memproduksi sendiri hijab. Bahan hijab dibeli di Bandung dan mengajak kerja sama sama penjahit.
Dengan produksinya ini, dia bisa menentukan sendiri desain dan motif yang akan diproduksi. “Sekarang saya bisa menjual 500 – 600 potong hijab dalam sebulan bulan,” tutur Intan yang masih tetap ingin menjadi seorang guru. Pemasaran dilakukan dengan sistem online dan reseller.
Intan sudah memiliki 25 reseller yang tersebar di berbagai kota, antara lain Cilegon, Rangkasbitung, Serpong, Pontianak. Uniknya, sejumlah reseller sama sekali tidak dikenal dan belum pernah bertemu. Untuk menjaga kontiunitas bisnis lewat reseller, Intan membuat aturan satu minggu setelah barang dikirim reseller wajib membayar.
“Siapapun yang hendak menjadi reseller saya tidak menolak. Modal saya hanya percaya pada mereka dan Alhamdulliah sampai sekarang saya belum pernah ada masalah dengan reseller,” ungkanya. Ia mengaku sangat menjaga hubungan baik dengan reseller, sebab mereka merupakan ujung tombak pemasaran produk Agnya di tengah persaingan bisnis hijab yang sangat ketat.
“Bisnis itu tidak hanya melulu soal uang. Tapi yang penting memberi manfaat bagi orang lain,” tegasnya. Berbagai trik pemasaran juga dilakukan seperti memproduksi berbagai motif dalam jumlah terbatas. Karena itu, setiap kali ada produk baru yang di-posting di instagram, hanya dalam hitungan jam sudah habis.
Berkembangnya bisnis yang dijalani Intan, menarik perhatian bank. Berbagai bank berlomba menawarkan kredit mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga kredit modal kerja lainnya. Namun, semua tawaran kredit itu ditolak. Alasannya, dia sedang berniat mengembangkan kemampuan dirinya lebih dulu.
Intan sudah berencana belajar menjahit, membuat desain atau motif sendiri yang akan menjadi ciri khas label Agnya. Baru kemudian membeli mesin jahit sendiri dan mendirikan usaha konveksi sendiri. “Tujuan saya adalah memberi lapangan kerja bagi banyak orang,” lanjut perempuan kelahiran Bandung ini.
Intan mengatakan menjadi wirausaha adalah terobosan besar dalam hidupnya. Karena itu, dia sangat berharap program kewirausahaan melalui program Wirausaha Pemula yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM tetap berjalan.
Kembali Digulirkan
Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso BS mengatakan program Wirausaha Pemula (WP) yang sempat terhenti pada 2016, akan kembali digulirkan pada APBN 2017 dengan anggaran sebesar 100 miliar rupiah. Dengan anggaran tersebut ditargetkan akan menjangkau 10.000 calon WP.
“Program Wirausaha Pemula ini sangat baik untuk mendorong masyarakat menjadi wirausahawan yang difasilitasi oleh Kementrian Koperasi dan UKM,” katanya.
Prakoso menambahkan, sejak program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) digulirkan pada 2013 lalu, pihaknya sudah melahirkan sekitar 193 ribu wirausaha yang bergerak di berbagai sektor usaha.
“Program WP itu bagus untuk pemerataan berwirausaha dengan pendampingan sampai mereka besar. Setelah besar juga tetap kita dampingi dan terus kita dorong untuk menjadi lebih besar lagi,” pungkasnya.
http://www.depkop.go.id/content/read/intan-hapsari-sukses-kuliah-sambil-berwirausaha/