Mantan ketua tim Pokja Revolusi Mental Paulus Wirutomo memiliki pandangan tersendiri terhadap masyarakat Ubud. Sebagai salah satu destinasi wisata di Bali, Ubud dinilai sebagai daerah yang telah memiliki nilai-nilai yang diusung oleh konsep Revolusi Mental.
Dilihat dari nilai kewargaan, masyarakat Ubud dinilai telah memahami hak dan kewajibannya. Satu hal yang paling mencolok dari masyarakat Ubud adalah menjalankan kewajibannya dalam menjaga kebersihan dan kerapihan. Menurut Paulus, masyarakat Ubud telah menyadari pentingnya menjaga kebersihan. “Kalau daerah mereka kotor, tentu tidak ada kunjungan wisatawan ke daerahnya,” kata Paulus di sela-sela The Ubud Royal Weekend 2015, Sabtu (6/6/2015).
Mereka juga telah menyadari bahwa hak-hak mereka harus dilindungi oleh pemerintah. Misalnya, hak menjalankan bisnis mereka. Selain itu, Paulus menilai kreativitas dan kemandirian masyarakat Ubud jauh lebih berkembang dibandingkan daerah lain di Bali maupun di luar Bali.
Paulus memandang bisnis pariwisata bisa menjadi pendorong dari majunya Revolusi Mental. Pariwisata berkaitan dengan sikap-sikap yang baik. Misalnya, saat ada tamu datang, orang harus bisa menyapanya dengan ramah. Ini tentu berbeda dengan daerah yang hanya fokus pada pertanian atau perikanan, yang tidak terlatih dalam pelayanan. “Ternyata, jenis mata pencaharian juga mempengaruhi apakah Revolusi Mental bisa lebih berkembang atau tidak,” kata Paulus.
Wisatawan tertarik mengunjungi suatu daerah tidak hanya karena produk melainkan juga budaya dan perilaku dari masyarakatnya. Namun, Paulus juga mengatakan Revolusi Mental juga membutuhkan keteladanan. Keteladanan ini harus dimulai dari pemerintah atau birokrasi sendiri.
http://marketeers.com/article/nilai-revolusi-mental-sudah-lama-hidup-di-ubud.html