Wahyu sosok pengusaha gula dari Yogyakarta ini sangat terbantu dengan modal yang didapat melalui BPR Bina Arta Swadaya Yogyakarta. Usahanya kini menjangkau pasar luas dan mampu memenuhi kebutuhan gula jawa untuk persiapan lebaran.
Mendekati bulan puasa menurut Bapak Wahyu kebutuhan aka gula meningkat drastis. “Puasa itu bagus banget, kebutuhan Yogyakarta sampai luar Yogyakarta berapapun habis, sampai kurang – kurang” katanya. Khusus untuk gula batu, satu bulan sebelum puasa harus punya stock.
Menurut Bapak Wahyu, usaha gula jawa dan gula batu ini satu Yogyakarta hanya digeluti oleh 3 orang termasuk dirinya. Jadi dirinya yakin dari segi pangsa pasar dapat meraih keuntungan besar dan selalu habis.
Selama persiapan saat ini, menurutnya bahan baku sangat penting. “Kita kan dipermainkan harga gula pasir, gula pasir kan melambung tingi karena pemerintah sudah mengimport gula tapi belum datang ke Indonesia”, katanya. Dari segi peluang, untuk Jakarta sendiri menurutnya hanya disuplai dari Cirebon saja. “Makannya serapan Jakarta tinggi banget”, katanya singkat.
Dengan tenaga enam orang, dalam satu hari bisa menghasilkan sembilan kuintal gula dengan orderan paling jauh saat ini menjangkau Malang dan Jakarta. “Gula Jawanya satu ton gula batunya tiga ton”, katanya.
Yakin dan Potensi
Sebelum memberikan lampu hijau atas pinjaman yang diajukan. Bapak Anton survei langsung ke lapangan melihat potensi usaha yang dijalankan Wahyu. Keyakinan lampu hijau yang diberikan oleh BPR melalui proses ketat dan melihat kelancaran usahanya. “Berapapun produksinya pasti terserap pasar, tinggal tergantung modalnya dan tenaga kerja”, ucap Bapak Anton.
Bantuan modal yang diajukan bulan April 2015 sebesar 40 juta kini sudah bisa dirasakan dengan mulai produksi gula untuk kebutuhan masa puasa. Semoga bantuan ini memberikan pencerahan bagi usaha Bapak Wahyu dan perkembangan BPR.