SEOUL, KOMPAS — Yayasan Bina Swadaya, lembaga swadaya masyarakat di Indonesia, meraih penghargaan dalam bidang Pembangunan Masyarakat dan Filantropi “Posco TJ Park” dari perusahaan baja Korea Selatan, Posco. Bina dinilai berhasil membantu masyarakat pinggiran, memberdayakan masyarakat miskin, dan mendorong kewirausahaan sosial.

Yayasan Bina Swadaya, yang diwakili pendiri sekaligus Ketua Pembina Bambang Ismawan, menerima penghargaan Posco TJ Park yang diserahkan Pemimpin Posco TJ Park Foundation Oh-Joon Kwon (kanan) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/3).
Penghargaan diberikan Pemimpin Posco TJ Park Foundation Oh-Joon Kwon, kepada pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Bina Swadaya Bambang Ismawan, di kantor pusat Posco di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/3). Penghargaan juga diberikan kepada tokoh dan lembaga pendidikan di Korea Selatan, yaitu Profesor Bae-ho Park dari Universitas Konkuk (dalam bidang ilmu pengetahuan) dan Universitas Global Handong (di bidang pendidikan).
“Bina Swadaya dan para pemenang lain yang akan membuat kita dapat menghadapi masa depan,” kata Wakil Perdana Menteri Korea Selatan Hwang Woo-yeo, seusai penganugerahan penghargaan Posco tersebut, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Haryo Damardono.
“Kami, saya, dan beberapa teman di Indonesia, yang mendengar kabar (penghargaan) ini, merasa bersyukur ada LSM dari Indonesia yang mendapat penghargaan dari institusi dari sebuah negara berpengaruh di Asia,” kata Bambang Ismawan.
“Penghargaan ini adalah penghiburan di tengah karut-marut perpolitikan di Indonesia,” kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Swadaya Paulus Wirutomo, yang juga ditemui di Seoul.
Dalam orasinya, Bambang mempertanyakan alasan sebuah pabrik baja memberinya penghargaan? “Saya sempat berpikir, bukankah lebih baik Posco memberi penghargaan bagi pencipta mesin atau desainer mobil? Namun, Posco pasti dipimpin para tokoh yang berpikir luas dan memikirkan masa depan dari kemanusiaan,” katanya.
Kolaborasi bersama
Bambang meyakini, dunia harus dikelola oleh orang-orang yang berpikir luas dan lintas sektor. “Pembangunan sosial juga harus mampu memberdayakan pekerja-pekerja produktif, membangun integrasi sosial, hingga mengentaskan rakyat dari kemiskinan,” katanya.
Selama 48 tahun berkarya, lanjut Bambang, Bina Swadaya juga merasakan indahnya jaringan dan kolaborasi dalam membangun masyarakat. “Ketika Bina Swadaya bekerja sendiri, hanya terbangun 3.500 kelompok. Namun, ketika bekerja dengan pemerintah, LSM, dan profesional, terbentuk lebih dari satu juta kelompok,” ujarnya.
Satu juta kelompok itu kemudian menjangkau 25 juta keluarga (sekitar 100 juta jiwa), yang akhirnya terbantu dengan program pemberdayaan. Skema kelompok oleh Bina Swadaya tersebut dinamakan kelompok swadaya masyarakat.
sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/03/26/Bina-Swadaya-Raih-Penghargaan-di-Korsel