Herbal merupakan salah satu metode pengobatandicari, khususnya bagi mereka yang ingin mencoba alternatif pengobatan selain yang sudah ada. Selain karena alasan ekonomis yaitu biaya pengobatan yang cenderung lebih terjangkau, mengkonsumsi herbal juga terbukti khasiatnya dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Hal inilah yang kemudian mendorong konsumsi terhadap herbal kian meningkat.
Berbagai macam jenis merek obat herbal pun bermunculan di pasaran, mulai dari yang masih segar hingga dalam bentuk yang sudah diproses di dalam kemasan. Namun ternyata tidak semuanya memiliki khasiat yang sama setelah diuji laboratorium. Hal inilah yang kemudian mendasari Dr. Ir. Raffi Paramawati untuk membuat herbal yang tidak hanya berkhasiat secara namun juga telah teruji klinis di laboratorium
Berawal dari penelitian
Melalui brand “Herbanin” yang baru dirintisnya sejak 2013 lalu, pensiunan peneliti di dinas pertanian Tangerang tersebut meracik sendiri produk herbalnya di rumahnya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Adapun bahan-bahan yang ia gunakan bervariasi mulai dari kulit buah manggis, bawang dayak, hingga aneka daun-daunan. Seperti daun sirsak, daun alpukat, dan daun manggis. “Awalnya dari pekerjaan saya yang sering meneliti di bidang Biofarmaka (tanaman obat-obatan), kemudian dilakukan uji coba pra-klinik terhadap produk yang dihasilkan. Ternyata hasilnya diminati, tapi karena kemudian saya pension dini jadi produksinya diteruskan di rumah dengan tetap berdasarkan dengan metode yang sudah pernah diuji sebelumnya di laboratorium kantor,” jelasnya.
Herbanin telah mengeluarkan lima jenis produk, yaitu Xanthonin (ekstrak manggis), Alychinh (ekstrak bawang dayak), Epigenin (daun sirsak), Carpus (daun alpukat), danGenin ( daun manggis). Khasiat produk herbal dan herbanin sendiri bermacam-macam, di antaranya anti oksidan untuk mengencerkan darah, meningkatkan stamina, dan memperbaiki regenerasi sel. Khasiat tersebut sudah dibuktikan baik melalui uji klinik maupun konsumsi langsung oleh para penderita penyakit seperti diabetes, stroke, dan lain-lain. Bahkan menurut Ibu Raffi tidak sedikit dokter yang menganjurkan pasiennya untuk mengkonsumsi herbal buatannya.
“Sekarang ini karena kebetulan saya juga mengajar part time saya masih terus melakukanexplore dengan bahan – bahan baru. Saya juga mengarahkan mahasiswa untuk bersama-sama meneliti.” Selain memproduksi herbal untuk brand miliknya sendiri, terkadang ia juga mendapatkan pesanan dari merek lain.
Sudah teruji
Meskipun menggunakan bahan-bahan alami, ia tetap melakukan serangkaian uji coba sebelum produknya dilepas ke tangan konsumen. Hal ini juga yang membedakan Herbanin dengan produk herbal lainnya. Dimana kadar dan komposisi bahan Herbanin didapatkan melalui serangkaian ujicoba dan penelitian. “Produk herbanin sudah lulus serangkaian uji laboratorium, toksisitas dan uji klinis. Sehingga saya bisa menentukan dosis yang paling tepat untuk dikonsumsi dan ternyata memang sudah dibuktikan aman untuk dikonsumsi. Namun untuk pengujian klinik kita menggunakan volunteer yang kebetulan menderita penyakit. Soalnya uji empiris secara keseluruhan (menggunakan banyak tester) biayanya kan mahal sekali.”
Dalam memproduksi herbal tersebut ia menggunakan dan mesin vacuum evaporatordan mesin pemeras makanan produksi Agrowindo. “Sebelumnya saya menggunakan alat dari kantor, tapi setelah mulai produksi di rumah saya memakai mesin dari Agrowindo ini. Kualitas yang dihasilkan pun sama, “jelasnya lagi. Pada proses produksi, mesin evaporator digunakan untuk menguapkan zat terlarut pada suhu 60-70 ?C sehingga menyisakan konsetrat. Sedangkan mesin pemeras makanan bertenaga hidrolik digunakan untuk memfiltrasi konsetrat tersebut. Nantinya konsetrat tersebut akan dikeringkan selama beberapa hari hingga menjadi tepung kemudian dikapsulkan.
Untuk harga satua produk Xanthonin dihargai Rp 70 ribu per kotaknya, sedangkan untuk produk Epigenin, Carpus, dan Genin masing – masing seharga Rp 60 ribu per kotaknya. “Satu kotak isinya 60 kapsul, cangkang kapsul yang digunakan pun sudah diuji dan pastinya halal.” Adapun pemasarannya menggunakan jasa distributor dan agen yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Omzet dari herbanin sendiri telah mencapai Rp 100 juta per bulan.
Meskipun distribusinya lebih luas, dibandingkan memperluas ekspansi bisnis ia memilih untuk tetap fokus pada proses produksinya. Ibu empat orang anak ini juga berbagi tips untuk para penggiat bisnis herbal agar selalu meracik herbal sesuai dengan metode atau standar yang sudah ditetapkan. “Misalnya perbandinganbahan yang ditatapkan sebesar empat banding satu, ya harus seperti itu. Jadi kalau saat harga bahan baku atau zat pelarut di pasaran mengalami kenaikan, kita tidak boleh mengurangi atau menggantinya dengan bahan lain. Tetap harus konsisten untuk menjaga kualitas dan khasiat herbal.”
(Bayuaji Alviantoro)
http://majalahmesinbisnis.com/khasiat-herbal-yang-semakin-menjual/