Kehidupan Nur Irawati bisa dibilang sangat pas-pasan. Tapi malah ia berkecimpung dalam meningkatkan ekonomi warga lainnya. Baginya, kekurangan ekonomi bukan alasan untuk mengabdi untuk kepentingan yang lebih besar. Bagaimana hal ini bisa dijalaninya?
Wanita enerjik dari Desa Berkah ini adalah Pendamping Lokal (PL) PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi sejak tahun 2011. Meski kehidupan dirinya juga tergolong pas-pasan, namun tidak sedikitpun menjadi hambatan untuk menjalankan tanggung jawab yang telah diamanahkan.
Ia begitu bersyukur telah dikarunai keluarga yang sangat mendukung pengabdiannya. Meski hanya sebagai buruh bangunan, suaminya tidak pernah sama sekali melarang kegiatan yang dilakukan Nur Irawati. Bahkan tak jarang pula ia mendapatkan motivasi dan suntikan semangat dari sang suami.
Selain sebagai pendamping lokal dan ibu rumah tangga, Nur Irawati juga berkecimpung dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Diantaranya Kader Posyandu desa sejak 1993, pengurus Desa Siaga sejak 2008, dan pengurus PKK desa sejak 2004, pengurus Karang Taruna sejak tahun 2008, mitra kortim/pencacah BPS sejak tahun 1998, serta pengelola dan pendidik PAUD Mawar di Desa Berkah.
Untuk menjalankan semua kegiatannya, mantan KPMD Desa Berkah tahun 2008 – 2011 ini mempunyai kiat tersendiri. Setiap bulan dirinya membuat rencana kerja tertulis yang dijalankan secara konsisten. Rencana kerja itu dibuat secara detail dengan dimulai saat bangun sebelum waktu subuh.
Kegiatan hariannya dimulai pukul 04.30 untuk menyiapkan segala keperluan rumah tangga seperti memasak dan mencuci pakaian. Setelah semua pekerjaan rumah diselesaikan dan bekal suaminya untuk berkerja sebagai buruh bangunan telah disiapkan, Nur Irawati harus mengantar anaknya ke sekolah pada pukul 06.30. Setelah itu, ia langsung menuju PAUD untuk memastikan aktivitas PAUD yang dikelolanya berjalan dengan lancar. Setelah beberapa saat berada di PAUD, ia langsung menuju kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) untuk menjalankan tugasnya sebagai Pendamping Lokal.
Aktivitas hariannya sebagai PL dijalani hingga pukul 17.00. Namun demikian, rencana tersebut bisa saja berubah karena ia sering harus menfasilitasi atau melakukan monitoring ke desa hingga malam hari.
“Nur Irawati sangat bertanggung jawab. Ia selalu mengedepankan kepentingan orang banyak tanpa mengenyampingkan tugas sebagai ibu rumah tangga,” kata Ketua BKAD Sungai Bahar, Kartono.
Menurut Ketua UPK Sungai Bahar H. Abdullah, Nur Irawati telah menjadi motor dan inspirasi bagi pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya. Betapapun dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Nur dapat menunjukkan kepedulian yang tinggi untuk masyarakat.
Berbagai inovasi pun telah dilakukan oleh Nur Irawati bersama pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya. Selaku PL, Nur telah menfasilitasi pembentukan Forum Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Sungai Bahar yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas antar KPMD. Organisasi ini sangat membantu KPMD dalam menjalankan tugasnya. Sebab melalui forum ini, KPMD dapat saling belajar, saling membantu, dan saling menutupi kekurangan.
“KPMD sudah tumbuh sebagai satu kesatuan keluarga. Kami saling mengingatkan satu sama lainnya dalam rangka menjalankan tugas selaku KPMD. Ibu Nur selalu memberikan motivasi bagi kami. Ibu Nur juga yang membantu mencarikan solusi dari masalah yang kami hadapi, bahkan seringkali turun langsung ke lapangan,” kata Marijan, Ketua Forum KPMD Sungai Bahar.
Catatan lain tentang sosok Nur Irawati juga datang dari Ketua Kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) dan pengurus Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Nur digambarkan sebagai seorang yang sangat teliti dalam pencatatan keuangan dan administrasi di desa. Tak jarang pula Nur harus pulang malam hari dikarenakan ‘tersandera’ dengan kegiatan membimbing keuangan TPK dan kelompok SPP.
“Ibu Nur itu sangat cerewet kalo masalah keuangan. Semuanya dicatat di buku sesegera mungkin setelah transaksi terjadi. Kalau tidak, wah bisa kena semprot sama ibu Nur,” kata salah seorang pengurus TPK Desa Sungai Makmur.
Terobosan lainnya yang dilakukan oleh Nur Irawati dan pelaku lain adalah mengadakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Representatif yang dilakukan sebelum pelaksanaan pencairan SPP. MAD ini dihadiri oleh Kepala Desa dan KPMD lokasi pencairan SPP.
MAD Representatif ini bertujuan untuk mendapatkan komitmen Kepala Desa dan KPMD dalam hal pembinaan kelompok SPP. Dengan demikian, diharapkan aparat pemerintahan desa dan KPMD dapat ikut bertanggung jawab terhadap segala permasalahan yang terjadi di tingkat kelompok SPP.
Begitu juga halnya dengan kegiatan pelatihan keterampilan. Nur Irawati mengambil sikap lebih mementingkan out put atau kelanjutan dari pelaksanaan pelatihan keterampilan. Untuk itu pula ia harus pontang-panting membina peserta pelatihan agar dapat mengembangkan keterampilan yang telah dipelajari.
Berkat usaha kerasnya, saat ini sejumlah industri rumah tangga pembuatan makanan ringan telah berkembang di Kecamatan Sungai Bahar. Jika sebelumnya kue untuk kebutuhan lebaran dipasok dari luar daerah, kini sudah tidak terjadi lagi. Ibu-ibu rumah tangga yang telah mengikuti pelatihan pembuatan kue sudah dapat memproduksinya untuk kebutuhan sendiri maupun dijual dilingkungannya masing-masing.
Selain itu, Nur Irawati juga telah berhasil menumbuhkan sikap kepedulian antar masyarakat di Kecamatan Sungai Bahar. Hal ini setidaknya terlihat dari keberhasilan dalam mengembangkan dompet peduli di Desa Marga Manunggal Jaya.
Dompet peduli ini dibuat setelah melakukan rapat ditingkat kecamatan dan desa untuk mencarikan jalan keluar terhadap tunggakan SPP. Setelah dilakukan identifikasi tunggakan, ternyata tunggakan tersebut diakibatkan oleh salah seorang anggota kelompok SPP yang mengalam sakit keras. Jangankan untuk membayar angsuran SPP, untuk biaya berobat pun harus mendapatkan sumbangan keluarga dari anggota kelompok SPP tersebut.
Mendapati situasi tersebut, Nur Irawati bersama pelaku PNPM lainnya mencoba menggugah kepedulian sosial masyarakat dengan membuka dompet peduli. Hasilnya sungguh diluar dugaan, sumbangan masyarakat mecapai Rp1,8 juta, sementara tunggakan hanya Rp700 ribu. Uang yang terkumpul bisa membayar seluruh tunggakan SPP dan bahkan dapat membiayai pengobatan anggota kelompok SPP tersebut.
Saat ini nama Nur Irawati bukanlah hal yang asing ditelinga masyarakat Kecamatan Sungai Bahar. Keaktifannya dalam kegiatan kemasyarakatan menjadikan dirinya sebagai inspirator bagi orang lain.
Bagi Nur Irawati, pencapaian yang selama ini diraihnya hanyalah sebagian kecil dari sekian panjang jalan yang harus dilewatinya. Kesuksesan hanyalah akan dicapai jika masyakat benar-benar mandiri dan selalu menerapkan prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan dalam setiap kegiatan pembangunan.
Cerita pengabdian Nur Irawati dalam menumbuhkan perlawanan masyarakat terhadap kemiskinan adalah inspirasi yang sangat berharga. Ia telah membuktikan bahwa mengeluh dengan keadaan diri sendiri bukanlah sebuah solusi. Semangat untuk bangkit harus dimulai dari diri sendiri. Karena itulah ia didapuk menjadi salah seorang PL terbaik kategori Lokasi Normal, untuk menerima Penghargaan Pemberdayaan Sikompak 2014. Selamat Bu Nur, semoga tetap menjadi inspirator…
Sumber : http://www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=news&topic=Lomba&id=288