“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi di tingkat global ternyata tidak menjamin terciptanya pemerataan ekonomi nasional. Kesenjanganpendapatan malah semakin lebar,” kata Chief Economist Bank Mandiri, Destry Damayanti. Hal itu terjadi karena kurang berkembangnya industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar seperti pertanian, manufaktur dan pertambangan.
“Terjadi pergeseran. Saat ini pertumbuhan ekonomi ditopang oleh industri yang tidak menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak seperti hotel, restoran dan jasa keuangan,” ucap Destry di Jakarta, Senin (9/6). Destry menjelaskan gini ratio atau koefesiensi gini Indonesia berada pada angka 0,413.
Gini ratio merupakan salah satu ukuran untuk mengukur tingkat kesenjangan pendapatan. Gini ratio berkisar antara 0 sampai 1. Bila bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.
Menurut Destry, stagnannya industri pertanian, manufaktur dan pertambangan yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah banyak disebabkan tingkat ketidakefesienan berinvestasi di Indonesia terus meningkat sehingga investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia.
“Infrastruktur Indonesia tidak mendukung industri,” imbuh Destry. Ia juga menjelaskan kualitas tenaga kerja di Indonesia juga rendah sehingga sering terjadi ketidakcocokan dengan kebutuhan industri. “Demmand tenaga kerja SMA ke atas, tapi supply yang ada SMP ke bawah. 70 persen tenaga kerja kita SMA ke bawah,” kata Destry. (*/jnr)
Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi-1/54453-kesenjangan-pendapatan-indonesia-semakin-melebar.html