Pemerintah menyatakan akan fokus pada upaya menstabilkan harga barang-barang pokok dikawasan bencana atau yang terdampak bencana. Pasalnya kestabilan harga akan berimplikasi secara luas, bukan hanya pada ekonomi mikro rumah tangga, melainkan juga pada perekonomian Indonesia secara makro.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan kondisi alam Indonesia yang sedang tidak bersahabat, ditandai dengan erupsi gunung berapi dan banjir diberbagai daerah, menyebabkan distribusi barang terganggu sehingga harga akan naik. Untuk itu pemerintah akan melakukan upaya penyetabilan harga, yang diawali dengan memetakan konsolidasi dalam dua hari mendatang.
“Erupsi gunung, banjir menyebabkan terganggunya distribusi yang akan menyebabkan harga akan naik. Tapi ini juga menyangkut suplai dan demand, jadi ini sesuatu yang sedang kita kerjakan dan diharapkan 1-2 hari ini kita bisa memetakan konsolidasinya bagaimana. Di tempat saya ini (Kemendag) kan agak susah, naik salah, turun salah, bener bisa jadi salah dan apalagi salah. Mudah-mudahan waktu singkat ini bisa fokus untuk kerja keras,” ujar Mendag yang baru bertugas hari ini dikantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2).
Menurut Lutfi saat ini permasalahannya utama dibidang perdagangan adalah karena jalur distribusinya terganggu sehingga pasokan juga terganggu. Pada bencana erupsi gunung Kelud misalnya, dia menyatakan saat ini kawasan terdampak langsung bencana belum bisa dilalui dan belum bisa dilihat dampaknya sebelum dinyatakan aman oleh BNPB.
Oleh karenanya saat ini pemerintah masih menunggu situasi kembali aman hingga bisa menentukan langkah yang bisa dilakukan guna menstabilkan harga. Dalam hal ini Lutfi menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh instansi pemerintah supaya kebijakannya bisa berjalan secara optimal.
“Nanti saya berkoordinasi dengan seluruh instansi pemerintah, termasuk Departemen Pertanian, bahwa kita ini akan mendapatkan suatu angka yang bisa kita camkan sama-sama. Jadi artinya apa pokoknya yang penting itu dari kestabilan harganya,” tegasnya.
Lebih lanjut Lutfi menjelaskan selain kestabilan harga, pihaknya juga mengutamakan kebijakan supaya harga kebutuhan masyarakat lebih terjangkau. Namun Lutfi juga mengklaim pihaknya akan tetap mengedepankan proteksi produk dalam negeri dalam mengeluarkan kebijakannya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pihaknya telah menyampaikan beberapa hal yang menjadi prioritas untuk dikerjakan oleh Mendag Lutfi, yakni menjaga stabilitas dan ketersediaan bahan pangan, menjaga surplus pada neraca perdagangan dan memerhatikan angka defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu Mendag baru diharapkan bisa meningkatkan koordinasi dengan Menteri-menteri terkait guna menjaga pasokan dan inflasi terhadap pangan.
“Karena itu sangat penting dan cerdas untuk mencari meningkatkan ekspor kita sambil memperhatikan apa-apa saja yang bisa kita tahan laju impor yang kira-kira masih bisa kita kendalikan. Tadi itu adalah kaitannya dengan meningkatkan kordinasi dalam menteri-menteri yang terkait terutama di pertanian. Terutama dimana untuk menjaga suplai, kemudian bagaimana menjaga inflasi terhadap pangan dan sebagainya,” imbuhnya.
Hatta berharap Lutfi bisa membenahi sejumlah kendala yang menjadi PR Kemendag tersebut karena bukan orang baru dan paham betul permasalahan yang ada. Mantan Duta Besar RI untuk Jepang dan mantan kepala BKPM ini dinilai tahu persis apa yang harus dilakukan untuk membenahi berbagai persoalan yang ada
Oleh sebab Lutfi diyakini tidak perlu banyak belajar dalam hal merumuskan kebijakan yang tepat seperti pada strategi peningkatan nilai tambah dengan menjaga hilirisasi dan menggenjot ekspor karena ada penurunan dari sektor mineral dan pertambangan (minerba) pasca implementasi UU minerba Januari lalu. Disisi lain Lutfi diharapkan menjaga supaya tidak terjadi lonjakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan penggunaan Biodiesel.
“Saya juga berpesan tadi kemungkinan adanya penurunan dari ekspor kita akibat dari sisi (implementasi UU) Minerba. Oleh sebab itu harus digenjot peningkatan ekspor dari sisi yang lain, cari apa saja yang terbanyak peluangnya. Jadi ini harus dijaga sehingga nanti kekuarangan US$4 miliar itu bisa kita tutup,” pungkasnya.