Usaha Mikro Kecil Mengah (UMKM) Indonesia bisa jadi eksportir stabil mengingat jumlahnya yang mencapai 2.700 unit.
Semua unit UMKM itu diketahui secara konsisten melakukan kegiatan ekspor dan bahkan beberapa diantaranya sudah mulai melakukan ekspansi, kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti, Rabu (11/12).
Ia mengatakan meski jumlah tersebut tidak banyak, namun menurutnya itu bisa menjadi dorongan bagi UMKM Indonesia lainnya untuk terus mengembangkan diri menghadapi masyarakat ekonomi Asean 2015.
“Itu bukan banyak tapi juga tidak sedikit, namun bisa memberi dorongan bagi UMKM yang lain,” kata Bayu dalam acara seminar “Bertahan dan Menang dalam Menyongsong Masyarakat Economi Asean 2015? di Galeri UMKM itu.
Sementara UMKM yang stabil di Indonesia, ungkap Bayu, baru mencapai 20 persen dari total UMKM sebesar 56 juta. Ini artinya, UMKM yang konsisten mengembangkan produk yang sama dari awal memulai usaha baru persentasenya masih cukup kecil.
“Masih banyak yang hari ini jadi tukang sate besok jadi tukang bakso. Ini menunjukkan UMKM kita masih banyak yang belum kuat hadapi risiko-risiko yang muncul,” tutur dia.
Menurut Bayu, 20 persen tersebut sudah cukup menjadi modal awal bagi Indonesia mengambil peluang-peluang dalam kerjasama ekonomi Asean yang sudah di depan mata, namun harus terus dikembangkan terutama untuk jeni produknya agar bisa bersaing di dunia Internasional.
Lebih lanjut, dia mengatakan dari tot ekspor di dunia, sekitar 40 persen diantaranya ditopang oleh UMKM. Ini artinya, sektor UMKM sangat diperlukan dalam mendukung perekonomian suatu negara. “UMKM menyokong 40 persen ekspor di dunia karena dia kuat terhadap krisis yang terjadi,” ujarnya.
Karenanya, Bayu mengatakan untuk mampu bertahan UMKM Indonesia harus memegang slogan “Tidak cukup menjadi nomor satu tapi harus bisa menjadi satu-satunya. Ini kekuatan UMKM. Itu modal kita untuk hadapi AEC 2015,” kata dia.
Sumber: http://www.harianterbit.com/2013/12/11/siapa-eksportir-stabil-di-indonesia-ya-ukm/