Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono
BESOK pagi kita peringati Hari Pahlawan 10 Nopember 2013. Kita bersyukur bahwa akhir-akhir ini gembong dan para koruptor banyak terkuak dan sedang dalam proses hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Korupsi yang mereka lakukan adalah dengan mengambil secara tidak syah harta benda dan uang negara.
Tetapi disamping itu ada penyelewengan yang tidak mudah ketahuan dan pada saatnya akan membawa kesengsaraan pada rakyat banyak. Pada hari Pahlawan yang penuh berkah ini ada baiknya mulai kita kuak program atau kegiatan yang nampaknya seperti menolong rakyat, tetapi sesungguhnya justru mempersulit hidup rakyat banyak.
Di masa lalu dimana-mana digencarkan kampanye yang berhasil untuk mencegah seseorang, apabila belum siap betul, untuk tidak mempunyai anak lebih dari dua orang. Program itu berhasil mengerem kelahiran tidak kurang dari 100 juta bayi karena orang tuanya ingin mengurus anaknya sekolah dan memenuhi keperluan lainnya dengan baik. Mereka dengan bijaksana mengikuti ajakan untuk ikut KB dan merasa nyaman.
Tetapi mulai tahun 2000-an program itu diabaikan atau diatur tidak sesuai perkembangannya. Ternyata pendekatan baru itu akhir-akhir ini dinyatakan secara resmi gagal dan konon, biarpun tidak dinyatakan resmi, melalui program berbagai intansi diganti dengan program yang memberi kebebasan bagi setiap orang untuk hamil dan melahirkan dengan memberi pelayanan gratis kepada siapa saja yang hamil dan melahirkan tanpa informasi syarat-syarat kehamilan sehat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Informasi untuk pencegahan kehamilan yang tidak dikehendaki tidak disebarluaskan ke desa-desa tetapi sampai hari ini terus saja hanya muncul di Konperensi Besar di hotel mewah yang diikuti oleh petugas yang itu-itu juga, terkesan seperti arisan pertemuan dari hotel ke hotel lainnya.
Bahkan ada Kementerian yang dengan bangga memfasilitasi pengembangan harapan kepada keluarga miskin dengan “dukungan” termasuk apabila mempunyai anak sebanyak-banyaknya. Kepada mereka “dijanjikan” biaya melahirkan gratis, sekolah dijamin dan fasilitas lain akan mendapat perhatian. Bahkan, konon “keluarga miskin” tersebut memperoleh tunjangan yang memadai tanpa harus kerja keras. Siapa yang mau membebaskan diri dari kemiskinan kalau tidak ingin kehilangan fasilitas yang menguntungkan itu ?
Diperlukan kebijakan yang segera harus diubah. Disamping itu, berbagai pertemuan besar dengan mendatangkan banyak orang dari berbagai daerah harus segera dipecah menjadi pertemuan pelatihan dan program aksi pada tingkat kabupaten, kecamatan dan pedesaan dengan sasaran langsung petugas di lapangan untuk meningkatkan mutu dan memberikan arahan target dengan ukuran keberhasilan yang jelas.
Petugas yang mengikuti pertemuan segera menularkan hasil pertemuan, kesadaran dan pengetahuan barunya kepada para tokoh masyarakat di sekitarnya, dan utamanya kepada keluarga muda yang sedang membangun, pasangan usia subur muda dan paritas rendah untuk mengikuti perbaikan Kesehatan dan ikut KB dengan sungguh-sungguh.
Petugas dan peralatan Kesehatan dan KB disediakan dengan mudah di desa-desa, tidak perlu gratis tetapi dengan mudah dan murah, kalau perlu disubsidi sehingga setiap orang dapat dilayani dengan mudah, cepat dan murah. Dokter dan bidan-bidan ditugasi dengan dinamika tinggi untuk bekerja sama dengan para petugas lapangan dari dinas apa saja untuk menawarkan pembangunan yang bersifat komprehensif menolong keluarga miskin di pedesaan.
Keikutsertaan dalam bidang Kesehatan dan KB oleh setiap keluarga dipadukan dengan informasi dan fasilitasi dalam berbagai bidang pembangunan lain yang bersifat kebutuhan dasar masyarakat secara terpadu, utamanya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Pelayanan bibit Kebun Bergizi di halaman rumah, pertanian, kebutuhan bahan pokok, kebutuhan barang dagangan untuk warung-warungnya, serta fasilitasi yang menyegarkan untuk kredit yang mudah diakses dan cepat pelayanannya.
Fasilitasi itu meliputi pemenuhan kebutuhan akan peralatan atau fasilitasi pembangunan WC, penanganan penyakit menular sederhana seperti saluran pernafasan mudah dilayani di tingkat desa dan dukuh.
Dalam peringatan Hari Pahlawan besok pagi, kita doakan para pahlawan yang rata-rata meninggal dunia dalam usia sangat muda. Mari kita berusaha mengisi perjuangannya dengan berjuang untuk berumur panjang, bekerja cerdas dan keras membangun bangsa menjadi bangsa yang adil, makmur dan disegani diantara bangsa-bangsa terhormat di dunia. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri)
Sumber:http://www.harianterbit.com/2013/11/09/menolong-atau-mempersulit-rakyat/