Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono
UPAYA pengentasan kecacatan dan akhirnya kemiskinan tidak harus dilakukan sebagai upaya belas kasihan. Menteri Kesehatan RI, Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, sepakat bahwa bidang kesehatan bisa sangat berperan untuk membangun budaya hidup sehat yang bisa mencegah agar seseorang tidak perlu sakit, tidak bisa bekerja dan akhirnya harus mengeluarkan biaya yang besar untuk berobat dan jatuh miskin. Kemiskinan dapat dicegah dengan menganut budaya hidup sehat dan sejahtera.
Upaya membangun budaya hidup sehat tidak hanya dilakukan dalam klinik atau rumah sakit, tetapi justru para dokter dan tenaga ahli di klinik dan rumah sakit perlu keluar dari klinik dan bekerja sama dengan banyak sekali organisasi sosial kemasyarakatan dari segala sektor. Para petugas
medis perlu berbagi dengan rekan non medis untuk merangsang kesadaran dan pengetahuan setiap keluarga agar pertama-tama bagi yang mempunyai kerabat penderita sesuatu penyakit, yang mungkin ada hubungannya dengan riwayat kehidupannya, secara dini mengenal serta mengambil kebijaksanaan untuk hidup teratur tidak mengulangi sikap dan tingkah laku yang bisa merangsang atau membangkitkan penyakit yang biasa diderita oleh kerabatnya itu.
Karena itu pertama-tama diperlukan komitmen yang tinggi dari petinggi Kementerian Kesehatan secara menyeluruh, bukan hanya dari kalangan Menteri dan sekelilingnya, tetapi juga dari Kepala Dinas di tingkat provinsi dan kabupatan/kota bahwa berbagai lembaga sosial kemasyarakatan
bisa ikut membantu membangun budaya hidup sehat itu dengan cara mereka sendiri, bukan cara-cara medis tehnis, tetapi cara-cara sederhana yang digali dari kearifan lokal dalam upaya bertahan hidup sehat tanpa gangguan penyakit.
Komitmen itu perlu segera diikuti bukan hanya dengan pengakuan, tetapi pembekalan tehnis dari masing-masing petugas medis untuk berbagi tehnis memahami berbagai sebab-musabab, perangsang timbul dan tumbuhnya suatu penyakit agar seseorang yang awam menghindari dan
mengembangkan kebiasaan baru sejak dini agar sebab-musabab dan perangsang itu tidak timbul atau menjadi ganas.
Disamping penyakit yang kemungkinan ada hubungannya dengan riwayat keluarga, atau kebiasaan yang dilakukan oleh sebuah keluarga, ada juga penyakit yang disebabkan lingkungan dimana keluarga itu tinggal menetap, keadaan rumah dan sekitarnya serta kebiasaan hidupnya dalam bertingkah laku sehari-hari.
Seseorang yang bapaknya perokok berat, bisa seluruh anggota keluarganya menjadi peniru dan menjadikan kebiasaan merokok itu sejak dini, sehingga secara tidak sadar menumpuk penyebab penyakit bukan hanya karena merokok, tetapi juga sebagai perokok pasif di dalam
lingkungan rumahnya.
Kebiasaan lain, misalnya memelihara hewan ternak terlalu dekat dengan ruang makan dan kamar tidurnya, menyebabkan kehidupan yang kurang sehat dan penjalaran penyakit yang berbahaya. Apalagi kalau ditambah dengan keadaan dimana keluarga tersebut tidak mempunyai tempat pembuangan kotoran yang jauh terpisah dari kehidupannya sehari-hari.
Kebiasaan membuang kotoran seenaknya saja, juga ke sungai di seberang rumahnya, akan berakibat yang sangat tidak menguntungkan kepada keluarga yang mempergunakan sungai untuk berbagai keperluan.
Lembaga-lembaga sosial yang bergerak dalam penanganan penderita, sebaliknya perlu diyakinkan bahwa kegiatan mereka dalam jangka panjang akan lebih menguntungkan apabila ikut serta dalam gerakan yang bersifat preventif melakukan upaya pencegahan yang sangat dini.
Pencegahan dini itu tidak harus menunggu sampai ada tanda-tanda munculnya penyakit, tetapi dapat ditandai dari pengalaman sebuah keluarga, sejarah keturunan dari keluarga yang bersangkutan, sikap dan kebiasaan serta lingkungan permukiman, serta bagaimana rumah tangga tersebut menempatkan diri dalam lingkungan limbah rumah tangganya maupun limbah kehidupan pribadinya sehari-hari.
Proses kerjasama seperti itu akan menghemat biaya yang bisa dan harus dikeluarkan kalau seseorang jatuh sakit dan akhirnya harus dirawat, apalagi kalau perawatan itu perawatan yang berkesinambungan dan tidak ada batasnya.
Biaya untuk itu tidak saja besar tetapi akan menjadikan keluarga yang bersangkutan miskin dan biayanya terpaksa menjadi beban keluarga dekatnya atau bahkan menjadi beban negara dan bangsanya. Kemiskinan dapat dicegah dengan membangun budaya hidup sehat dan sejahtera secara dini. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS, www.haryono.com).
Sumber : http://www.harianterbit.com/2013/09/16/budaya-hidup-sehat-entaskan-kemiskinan/