Bulan Juni 2007 yang lalu disibukkan dengan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani. Sementara bulan Juli 2007 juga menjadi bulan pelatihan Community Facilitator (CF). Program ini melatih para CF yang tersebar di beberapa kabupaten yang menjadi sasaran wilayah program ETESP-ADB Sektor Perikanan.CF adalah tenaga pendamping untuk memfasilitasi masyarakat (kelompok nelayan) di sektor perikanan dalam program ETESP-ADB. Sebagai fasilitator yang akan mengemban tugas di lapangan, CF seyogyanya punya kapasitas pengetahuan dan wawasan yang memadai untuk memfasilitasi masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas CF.
Di Meulaboh, misalnya, pelatihan CF ini diselenggarakan pada tanggal 3-6 Juli dan penyelenggaraannya dipusatkan di Wisma Batu Putih. Pelatihan ini terdiri dari CF yang berasal dari beberapa kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Aceh Besar (9 peserta), Aceh Jaya (11), Aceh Barat (9), dan Banda Aceh (1). Pada waktu bersamaan juga berlangsung pelatihan CF di Kabupaten Bireuen yang dipusatkan di Wisma Bireuen Jaya dan diikuti 18 peserta. Materi yang disampaikan dalam pelatihan CF ini adalah fungsi dan peran fasilitator, penjelasan tentang prosedur (disampaikan oleh DIU), penjelasan tentang Juknis (disampaikan oleh SA), pendekatan terhadap masyarakat, dan menyusun rencana fasilitasi.
Menurut Yudianto Putra, fasilitator pelatihan CF Meulaboh, pelatihan ini sangat penting karena CF perlu diperkenalkan tentang program-program ETESP-ADB Sektor Perikanan, peran dan fungsi CF, prosedur dan Juknis program, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan fasilitasi dalam kerangka livelihood restoration. CMS Aceh Besar dan Banda Aceh ini juga menambahkan, tujuan diadakannya pelatihan CF ini adalah agar melahirkan CF yang mampu menyusun rencana fasilitasi, menyusun laporan, dan bisa memfasilitasi kelompok.
Sementara di tempat terpisah ketika menghadiri pembukaan pelatihan CF di Wisma Meutia Komplek PIM Lhokseumawe, Jumat 6 Juli, Usman AR, Kabid Perikanan Tangkap Kab. Aceh Utara, berharap lewat pelatihan ini CF bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang kemudian bisa membimbing masyarakat karena masyarakat kita sekarang jauh ketinggalan. Semoga dengan pendampingan ini, lanjutnya, masyarakat lebih maju dan kondisi (mata pencaharian, red) mereka bisa berubah.
Terkait dengan keberadaan CF yang sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, Adnan Kasim, Koordinator DIU Aceh Utara, menilai bahwa dia sudah cukup puas atas apa yang dilakukan CF tersebut. Selain Usman AR dan Adnan Kasim, hadir juga dalam pembukaan pelatihan ini Abu Yamin (Team Leader), Ibrahim (Kasi Prasarana Perikanan Tangkap Aceh Utara), dan Irna Sari (Site Adviser).
Dalam kata sambutannya, Abu Yamin mengingatkan CF secara tegas untuk tidak menerima dalam bentuk apa pun dari masyarakat. Kehadiran CF di masyarakat, lanjutnya dengan bahasa analogi, ibarat memandikan kuda, yaitu sebelum memandikan kuda kita dulu yang harus basah. Artinya bahwa seorang CF harus punya sifat keteladanan jika ingin diterima oleh masyarakat dengan tangan terbuka. “Saya berharap kepada CF bahwa apa yang telah didapat selama pelatihan bisa diimplementasikan di lapangan”, demikian pria asal Sumatera Selatan ini mengakhiri kata sambutannya. (ya)