Tenaga Pendamping Petani (TPP) merupakan orang yang langsung berhubungan dengan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) di sektor irigasi. Sebagai orang yang langsung berhubungan dengan P3A dalam hal pendampingan, TPP harus mempunyai kapasitas yang cukup memadai dalam rangka merealisasikan program sektor irigasi agar segala bantuan yang diberikan menjadi tepat sasaran dan mampu memberdayakan masyarakat.
Dalam kerangka ini, sesungguhnya Satker Sektor Irigasi BRR NAD-Nias sudah memprogramkan ke arah itu. Salah satunya adalah baru-baru ini Satker Sektor Irigasi BRR NAD-Nias bersama Black & Veatch mengadakan pelatihan TPP di Wisma Regina, Jl. T. Daud Beureuh No. 49 Banda Aceh.
Pelatihan TPP tahap III yang dibuka oleh Ir. Drs. Fachrurrazy, MM, Kasubdin Bina Teknik dan Perizinan (BTP) Dinas SDA, ini berlangsung tanggal 18-22 Juni 2007 dan diikuti oleh 27 TPP (Kab. Pidie 5, Aceh Besar 4, Aceh Jaya 18). Dikatakan tahap III karena tahap I & II sudah diselenggarakan di Wisma Meutia PIM Lhokseumawe masing-masing pada tanggal 7-11 Juni untuk 25 TPP (Kab. Aceh Utara 19, Aceh Timur 4, Aceh Tenggara 2) dan 12-16 Juni untuk 25 TPP (Kab. Pidie 5 dan Bireuen 20).
Menurut Ir. M. Supriatno, ST. MP, Kasi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Sumber Daya Air, tujuan pelatihan TPP ini adalah agar TPP mampu mendampingi petani-petani (P3A) dalam persiapan dan pelaksanaan SP3, yakni dalam aspek administrasi, keuangan, dan teknis. Koordinator pelatihan TPP ini menambahkan agar terjadi keseimbangan, pelatihan juga akan diberikan pada kelompok P3A.
Pasrah Martakarya, menambahkan bahwa tujuan pelatihan TPP adalah untuk melihat sejauh mana fungsi TPP selama ini, TPP bisa menyusun rencana kerja yang bisa diukur hasilnya, dan TPP bisa mengetahui pelaksanaan konstruksi partisipatif dan pelaporannya. Fungsi TPP tidak semata-mata mengawal berjalannya SP3 karena SP3 hanya salah satu kegiatan dari P3A. Dengan demikian, jelasnya lebih jauh, kita bisa melangkah ke arah lebih baik di masa mendatang dengan berkaca pada apa yang telah dilakukan selama ini.
Di antara materi yang disampaikan dalam pelatihan ini adalah penguatan kelembagaan P3A (administrasi keuangan, permodalan, kegiatan dan keberlanjutan), teknik fasilitasi P3A (strategi pendampingan, identifikasi P3A, teknik fasilitasi partisipatif), administrasi proyek, rencana kerja TPP, dan monitoring kegiatan P3A.
Lewat pelatihan yang dilaksanakan selama beberapa hari ini diharapkan TPP mengalami perubahan yang signifikan pada sikap dan pengetahuan, sehingga kapasitas TPP di lapangan tidak diragukan lagi dalam hal mendampingi P3A. Akhirnya, apa yang menjadi harapan Totok Hartono, WUA Specialist dari Black & Veatch, ketika membuka pelatihan, yaitu Black & Veatch berharap, bahkan mengharuskan setiap TPP mengetahui daerah tugasnya, P3A serta pengurusnya hingga tahapan-tahapan proses konstruksi melalui partisipatif. (ya)